Kamis, 17 Januari 2013

CERITA DEWASA- School lovers



























CERITA DEWASA- Aku adalah murid di salah satu SMU swasta di Semarang. Namaku Alex. Pada suatu hari Minggu, aku sedang berada di sekolah untuk mengikuti latihan intensif sepak bola. Aku adalah striker inti di sekolahku. Selain sebagai pemain sepak bola, aku juga termasuk tim inti basket dan voli. Ketika sedang break, aku iseng melihat latihan voli untuk cewek. Saat itu kulihat seorang cewek manis. Namanya Fani. Aku sungguh-sungguh merasakan tubuhnya. Tapi itu kuanggap sebagai hal yang mustahil. Kusingkirkan pikiran itu jauh-jauh. "Pritt.." Waktu istirahat sudah selesai. Aku kembali melakukan latihan sepak bola. Untunglah porsi latihan hari itu tidak banyak, sehingga aku dapat pulang lebih awal. Dalam perjalanan menuju mobil yang kubawa, aku kembali melihat gadis cantik itu. Aku mendekatinya dan mengajaknya berbicara. Aku tidak jadi pulang. Aku memutuskan untuk menemani Fani menunggu temannya yang masih ada latihan. Fani itu ikut pulang dengan temannya.

Selama menemaninya ngobrol, aku terus menatap wajah dan tubuhnya. Tubuhnya cukup tinggi untuk gadis seusianya. Kira-kira 170 cm. Cocok denganku yang memiliki tinggi 183 cm. Fani baru berusia 16 tahun, sedangkan aku 17 tahun. Rambutnya panjang, hitam, mengkilat. Kulitnya putih, lembut walaupun ia menyukai olah raga. Dadanya cukup besar. Kira-kira 34A. Namun aku suka melihat tubuhnya. Apalagi bajunya agak basah karena keringat. Fani sangat enak untuk dijadikan teman ngobrol. Dia tidak merasa agak risih, walaupun hanya mengobrol berdua denganku di lorong galeri.

Aku sangat terangsang ketika berdua dengannya. Ketika aku tak tahan lagi, aku memegang tangannya dan menariknya ke dalam sebuah ruangan yang ternyata adalah ruangan UKS putri. Aku menatapnya. Fani mencoba menetralkan suasana, "Lex, Apa-apaan nih? Aku.." Belum selesai Fani berbicara, mulutku telah menempel di mulutnya. Fani tampaknya hanya pasrah saja. Lidahku mulai memasuki mulutnya. Tanganku pun mulai meraba-raba payudaranya. Setelah kira-kira 5 menit, tampaknya Fani mulai terangsang. Puting payudaranya menegang. Ia pun mulai membalas ciumanku. Aku sampai kesulitan bernafas. Tanganku mulai melepas baju volinya. Tangannya pun melepaskan pakaian basketku. Tinggallah aku yang hanya bercelana dalam. Fani pun hanya memakai BH dan celana dalam. Fani tampak kaget, melihat batang kejantananku yang besar. Ukuran batang kejantananku kira-kira 18 cm dengan diameter 2,5 cm. Aku pun sangat terangsang melihat bentuk tubuh Fani yang ternyata sangat sexy. Lebih sexy dari semua cewek yang pernah kulihat.

Melihat Fani yang juga sudah mulai terangsang, aku memintanya untuk memegang batang kejantananku yang besar dan tegang dan meremas-remasnya. Ketika ia membuka celana dalamku, tampaklah jelas batang kejantananku yang sudah ereksi penuh. Tampaknya ia belum pernah melihat batang kejantanan sebesar ini sebelumnya. Ketika Fani sedang merasakan kejantananku, aku mencoba melepas BH dan celana dalamnya. Setelah aku berhasil menyingkirkan pakaian dalamnya, aku mengangkat badannya ke atas ranjang dan aku segera menindih badan Fani. Dan aku pun mulai menjilati puting payudaranya dengan liar. Sampai-sampai Fani benar-benar menggeliat keenakan. Tanganku pun mulai menjelajah ke mana-mana. Setelah agak lama, tanganku mulai meraba bibir kemaluannya dan mulai memainkan klitorisnya. Fani tampak benar-benar terangsang dan tidak bisa berbuat apa-apa selain mendesah dan menggeliat di atas meja.

Cukup lama aku memainkan kemaluannya. Bibirku menjilati bagian bawah kemaluannya dengan penuh nafsu, sementara tanganku masih memainkan klitorisnya. Agak lama aku melakukannya. Aku ingin Fani benar-benar merasakan nikmatnya. Lalu aku merasakan badan Fani meregang dan saya merasakan cairan hangat mengalir dari liang kemaluannya. Aku tanpa ragu menjilati cairan yang keluar sedikit demi sedikit itu dengan penuh nafsu. Aku tahu Fani benar-benar menikmati permainanku. Cairan yang dikeluarkannya banyak sekali dan baunya sangat menggairahkan. Wajak Fani sangat lemas dan memerah. Badannya berkeringat dan rambutnya agak acak-acakan, tapi aku suka melihat pemandangan seperti itu.

Aku bertanya, "Enak Fan?"

"Enak banget Lex. Aku belum pernah merasakan perasaan senikmat sekarang.." jawab Fani.

Aku berkata, "Kamu sudah puas kan, sekarang kamu tahu kan apa yang harus kamu lakukan..?"

Lalu Fani turun dari ranjang dan aku pun berdiri. Fani mulai jongkok, memegang batang kejantananku yang tegak lalu memasukkannya dalam mulutnya yang mungil. Batang kejantananku tampak memenuhi seluruh mulutnya. Ketika Fani mulai memasukkan batang kejantananku ke mulutnya, aku merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa. Aku merasakan lidahnya mulai memainkan kepala kejantananku. Aku mulai tidak tahan, apalagi ketika Fani mengisap batang kejantananku. Aku belum pernah merasakan hisapan senikmat ini dari seorang gadis. Aku seperti tidak dapat mengontrol laju sperma di dalam batang kejantananku. Akhirnya aku tidak tahan lagi. Kukeluarkan spermaku di dalam mulut manisnya itu. Fani tampak terkejut. Namun dia akhirnya menelannya.

Aku beristirahat sebentar. Lalu aku bertanya pada Fani, "Fan.. Aku boleh nggak, masukin penisku ke vagina kamu?" Fani tampak berpikir sejenak. Namun dalam kondisi horny seperti itu, pikirannya tentu agak kacau. Fani akhirnya mengangguk lemas. Perlahan-lahan, aku merebahkan badannya di ranjang dan menaruh kedua kakinya di bahuku. Aku mulai menyentuhkan kepala penisku ke bibir liang senggamanya. Lalu aku perlahan-lahan memasukkan batang kejantananku ke dalam liang senggamanya. Aduh.. Sulitnya batang kejantananku masuk ke liang senggamanya. Walaupun liang senggamanya sudah basah, namun liang senggamanya masih sangat rapat. Ketika batang kejantananku perlahan-lahan masuk, Fani mulai mengerang kesakitan. Aku mencoba menenangkannya. Aku pun merasakan sakit, karena batang kejantananku seperti ditekan oleh liang senggamanya yang sempit.

Akhirnya aku berhasil memasukkan seluruh batang kejantananku ke dalam liang senggamanya. Aku dapat merasakan pangkal liang senggamanya. "Crestt.. creest.." terasa ada yang robek dalam liang senggamanya dan sedikit darah keluar. Aku kaget, dan berkata, "Fan, kamu masih gadis ya?" Kulihat Fani hanya dapat tersenyum menahan rasa perih di kemaluannya. Perlahan kugerak-gerakkan batang kemaluanku. Fani hanya dapat merintih dan mengerang perlahan. Namun setelah agak lama Fani mendesah kecil dan mengerang keenakan. Aku mulai memaju-mundurkan batang kejantananku. Rasanya sangatlah enak, batang kejantananku seperti dihisap-hisap. Kemudian tempo permainan aku cepatkan. Aku mulai memperlihatkan tehnikku. Aku memaju-mundurkan batang kejantananku lalu sesekali menggoyangnya ke kiri dan ke kanan. Tanganku pun tak lupa meraba-raba payudaranya. Puting payudaranya yang berwarna pink kupuntir dan kucubit. Fani semakin menggeliat-geliat keenakan.

Semakin kupercepat tempo permainan, semakin keras erangan Fani. Suaranya itu sangatlah enak didengar. Suaranya semakin menggairahkanku. Kalau saja ini bukan di ruang UKS putri, mungkin aku sudah menyuruhnya mengerang sekerasnya. Untuk mengurangi bunyi erangannya, aku mengulum mulutnya. Aku mulai bosan pada posisi ini, aku mencoba doggy style. Aku keluarkan batang kejantananku dari liang senggamanya, lalu aku mengambil posisi doggy. Aku kembali memasukkan batang kejantananku dalam liang senggamanya. Kali ini, aku bermain dalam tempo yang lebih cepat. Perlahan-lahan kurapatkan kakinya sehingga batang kejantananku kembali merasa dihisap-hisap lagi. Kulihat Fani sudah akan mencapai orgasme. Tubuhnya mulai mengejang. Akhirnya liang senggama Fani mengeluarkan cairan nikmatnya, dan diiringi dengan erangan yang keras. Kulihat wajah Fani sudah sangat capai. Keringatnya sudah memabasahi tubuhnya.

Fani adalah cewek yang paling lama mampu bermain denganku. Maklum, dia kan sporty (anggota tim inti voli). Stamina Fani sangat bagus. Aku merasa kasihan padanya. Aku pun mempercepat tempo dan ketika aku merasakan spermaku akan keluar, kucabut batang kejantananku dan aku masukkan batang kejantananku ke mulut Fani. Fani mengisapnya sejenak, lalu keluarlah spermaku ke mulut mungilnya. Tampaknya spermaku sudah habis diserap olehnya. Lalu kami beristirahat sejenak. Aku memandangnya dan berkata, "Gimana Fan?"

"Enak banget Lex. Kapan-kapan lagi ya.." jawab Fani dengan senang. Aku berikan satu buah ciuman ke mulut Fani.

Tiba-tiba pintu UKS dibuka dan masuklah seorang cewek. Ternyata yang masuk adalah Christina, salah satu cewek yang kutaksir. Aku dan Fani segera mengambil pakaian kami dan mengenakannya.

Christina langsung berkata, "Nggak usah buru-buru. Aku sudah lihat permainan kalian dari tadi kok.."

"Permainan kalian hot banget," tambah Christina.

Mendengar ucapan mereka, aku jadi malu. Wajah Fani pun memerah ketika kulirik. Setelah aku dan Fani berpakaian, Christina mendekati kami dan berkata, "Lex, kamu mainnya hebat deh. Aku juga mau dong. Kayaknya si Fani juga mau tambah tuh!"

"Begini saja. Besok kalian semua ke rumahku jam 10 pagi, OK? Rumahku kan kosong. Ortuku lagi di Singapore."
Semuanya setuju. Maka besok aku harus datang ke rumah Christina. Kuhampiri Fani dan mengantarkannya pulang. Aku merasa tidak enak, karena Fani sudah ditinggal oleh temannya. Rupanya aku dan Fani bermain terlalu lama, sekitar 1 jam.

Besoknya jam 10 aku sampai di rumah Christina. Rumahnya sangat besar. Kamar Christina terletak di ujung rumahnya. Kamar itu seperti terisolasi dari ruangan lain. Ketika aku masuk kamarnya, di situ ada Christina dan Fani sedang ngobrol. Christina tampak sexy dengan tank top pink dan celana pendek jeans-nya. Aku dapat melihat dengan jelas BH warna hitam miliknya. Sedangkan Fani mengenakan T-shirt warna biru muda dan rok mini dengan BH warna krem. Oh ya, Christina baru 16 tahun dengan tinggi 168 cm. Payudaranya lebih kecil (32B) dibandingkan Fani, namun wajahnya paling cantik. Bentuk tubuhnya pun sangat sexy. Bahkan mungkin hanya Fani yang dapat menandinginya.

Ketika aku masuk kamarnya, aku langsung disambut dengan manis. Aku pun ikut dalam pembicaraan mereka. Christina mulai menyalakan BF miliknya. Kami semua menyaksikan BF tersebut. Kulihat mereka satu persatu mulai terangsang. Tangan Fani sudah mulai meraba-raba celana dalamnya di balik rok mininya. Christina belum terlalu menunjukkan ekspresi. Aku mulai mendekati Christina dan merebahkannya di atas ranjang. Aku menindihnya dan menciumnya sementara tanganku menggerayangi payudaranya. Christina mencoba meronta sesaat. Kulepaskan semua baju tank top-nya. Kukeluarkan payudaranya dari BH-nya dan mulai menjilati payudaranya dengan liar. Walaupun payudaranya tidak besar, namun payudaranya sangat nikmat untuk dirasakan. Ekspresi wajah Christina pun mulai berubah. Wajahnya menjadi sangat merangsang. Kucium mulutnya dengan mengulum lidahnya. Christina pun mulai merespon cumbuanku. Dia membalas ciumanku. Cukup lama aku melakukan French kiss dengannya. Dia sangat menikmatinya.

Lalu aku mulai mengarahkan ciumanku ke dadanya. Kuciumi dadanya dengan nikmat sambil kulepas BH-nya. Kugigit putingnya perlahan. Ketika aku sedang mencupang dadanya, tiba-tiba Fani melepas celana jeans-ku dan celana dalamku. Kuhentikan sejenak ciumanku untuk membantu Fani melepas pakaianku. Sekarang kami semua sudah dalam keadaan telanjang. Aku melanjutkan seranganku terhadap Christina. Sementara itu Fani mulai memegang dan merasakan batang kejantananku. Kemudian Fani memasukkan batang kejantananku ke dalam mulutnya, walaupun hanya setengah yang dapat masuk. Nikmat sekali rasanya bisa ML dengan 2 cewek cantik sekaligus.

Lalu aku mencoba merasakan nikmatnya kemaluan Christina. Mulutku mulai menyentuh kemaluan yang ditumbuhi rambut tipis itu. Lidahku berusaha menemukan klistorisnya. Christina pun mulai mengeluarkan erangan yang membuatku lebih bernafsu. Klistoris kecil Chistina kuhisap dan kugigit dengan buas. Tak lama, aku merasakan liang senggama Christina menyemburkan cairan khas. Kulahap semua cairan itu. Aku sangat menikmatinya. Lalu aku menyuruh Christina berada di posisi konvensial. Kusentuhkan kepala kejantananku pada bibir liang senggamanya.

Sementara itu Fani meletakkan kemaluannya tepat di atas mulut Christina. Aku mencoba memasukkan kepala kejantananku ke dalam liang senggama Christina, namun tidak bisa. Rupanya batang kejantananku terlalu besar untuk menembus kemaluannya. Berulang kali Christina menjerit kesakitan. "Aku coba agak keras, ya?" tanyaku pada Christina. Christina pun merespon positif. Kunaikkan tungkai kakinya yang mulus ke bahuku dan kupegang pahanya. Kutarik pahanya agak keras untuk memasukkan batang kejantananku. Christina menjerit dan meronta, namun batang kejantananku tetap belum dapat masuk. Kusuruh Fani mengulum batang kejantananku sejenak, lalu kusiapkan lagi posisi tadi. Kali ini kutusukkan batang kejantananku dengan sangat keras. Christina pun menjerit kesakitan. Aku mencoba menenangkannya. Waktu aku tadi menghujamkan batang kejantananku ke liang senggamaku, kurasakan batang kejantananku merobek selaput daranya. Christina tampak akan menangis. Kudiamkan beberapa saat.

Kemudian ketika wajah Christina sudah tidak kesakitan, kumasukkan batang kejantananku semuanya. Batang kejantananku tidak dapat masuk seluruhnya, walaupun telah menyentuh dasar liang senggamanya. Kemaluannya sangat sempit. Batang kejantananku serasa dihisap-hisap. Kuputar-putar batang kejantananku di dalam kemaluannya. Christina terus mendesah keenakan. Beberapa saat kemudian, wajahnya memerah dan kelihatannya dia akan orgasme. Kuganti seranganku dengan tusukan. Christina terus mendesah, namun aku tak mempedulikannya. Aku terus mempercepat tusukannya. Tak lama, Christina mengatakan, "Aku mau keluar.." Kubalas, "Tunggu, aku juga!" Kupercepat laju batang kejantananku, sampai akhirnya tubuhnya mengejang. Batang kejantananku terasa dijepit. Aku merasakan liang senggamanya menyemburkan cairan kenikmatan. Aku juga mau keluar. Aku tanya padanya, "Mau di luar atau di dalam?" Dia jawab, "Di luar aja.." Aku mencabut batang kejantananku lalu aku pun mengeluarkan cairan spermaku di atas dadanya. Ketika aku mencabut batang kejantananku, kulihat ada darah yang keluar dari liang senggama Christina. Aku menatap wajah Christina yang masih kelelahan. Kucium mulutnya sambil berkata, "Permainanmu sungguh hebat!" Christina pun membalas, "Nanti aku tambah lagi ya." Lalu ia bangun dan berjalan menuju kamar mandi.

Sementara itu, Fani mendekatiku sambil berkata, "Sekarang, kau milikku. Puaskan aku sampai aku tak dapat bangun lagi!" Fani memegang batang kejantananku lalu mencoba membuat batang kejantananku bangkit kembali. Dia terus mengulum batang kejantananku. Agak lama baru batang kejantananku dapat bangkit, karena waktu aku dengan Christina, aku merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa. Belum pernah aku merasakan kenikmatan luar biasa dari liang senggama seorang cewek.

Setelah batang kejantananku bangkit, aku menidurkan tubuhnya, lalu mencium mulutnya. Setelah itu, perlahan-lahan mulutku kuarahkan ke bawah sampai ke dadanya. Kucupang dadanya sampai Fani mengerang kenikmatan. Putingnya yang mengeras terus kupermainkan dengan lidahku. Lalu kubenamkan kepalaku di antara kedua tungkai pahanya yang mulus. Kucoba menemukan klistorisnya dengan lidahku. Kugigit lembut klistorisnya sampai Fani mengerang keenakan. Aku terus bermain di kemaluannya sampai akhirnya ada cairan hangat menyembur dari kemaluannya. Kuhisap habis semua cairan itu. Lalu, aku duduk di ranjang dan menyuruh Fani duduk di atas batang kejantananku, membelakangiku. Perlahan-lahan kumasukkan batang kejantananku ke dalam liang senggama Fani. Aku tidak mengalami banyak kesulitan, karena liang senggama Fani sudah basah. Namun Fani tetap menjerit, karena batang kejantananku yang terlalu besar. Kugerakkan batang kejantananku di dalam kemaluan Fani. Kumainkan batang kejantananku di dalam kemaluan Fani. Tak lama kemudian, Fani setengah menjerit, "Aku hampir keluar!" Kurasakan tubuh Fani menegang lalu kurasakan kemaluannya mengeluarkan cairan kenikmatannya.

Agak lama aku berada dalam posisi itu, lalu kuganti dengan doggy style. Kutusuk-tusukan batang kejantananku ke kemaluannya. Fani tampak menyukai posisi ini. Tanganku dengan liar meraba-raba payudaranya. Christina pun sudah selesai mandi. Dengan mengenakan kimono, ia mendekati kami dan duduk menyaksikan permainanku. Dapat kucium bau wangi sabunnya, aku semakin ingin merasakan lagi kenikmatan kemaluannya yang sempit itu. Kupercepat lagi laju batang kejantananku dalam kemaluannya. Fani semakin mendesah kenikmatan. Lalu kurasakan spermaku sudah mengumpul di batang kejantananku.

"Fan, aku mau keluar nih," desahku tertahan.

"Tunggu. Aku juga mau keluar!" balas Fani dengan nada tertahan penuh nafsu.

Lalu kupercepat tusukanku. Kurasakan kemaluan Fani sudah mengeluarkan cairannya.

"Aku keluarkan di dalam atau di luar." bisikku mesra.

"Aku ingin menghisapnya lagi!" kata Fani.

Ketika kurasakan akan keluar, kucabut batang kejantananku dan kumasukkan batang kejantananku ke mulutnya yang mungil. Di dalam mulut Fani, batang kejantananku mengeluarkan spermaku. Lalu Fani menelan semua spermaku. Setelah itu, Fani mengulum sebentar batang kejantananku. Fani lalu berkata padaku, "Thanks, Lex. Kamu telah memberikan kenikmatan yang luar biasa." Kuberi dia French Kiss. Fani pun ke kamar mandi untuk membersihkan badan.

Aku beristirahat sejenak, lalu kulihat ke arah Christina. Dia sudah mengenakan kembali tank top-nya. Perlahan-lahan, Christina menari striptease untuk membangkitkan nafsuku. Namun batang kejantananku masih belum dapat bangkit dari kelemasannya. Christina menari semakin hot. Pakaiannya dilepasnya satu persatu dengan gaya yang erotis. Tubuhnya yang mulus tanpa cacat itu diraba-rabanya. Akhirnya batang kejantananku mulai bangkit. Christina langsung melakukan blow job sampai batang kejantananku kembali tegang dengan sempurna. Mulutnya yang mungil itu mengulum batang kejantananku dengan nikmatnya. Lalu kuraih tubuhnya dan kubaringkan di ranjang untuk posisi 69. Ketika wajahku tepat berada di depan kemaluannya, kurasakan bau yang sungguh wangi. Kubenamkan wajahku di dalam selakangannya. Kujilati kemaluannya dan kugigit-gigit klistorisnya. Selama aku melakukannya, kira-kira Christina sudah klimaks 2 kali.

Tiba-tiba saja Christina menghentikan blow job-nya lalu mulai mengincar batang kejantananku. Dia jongkok di atas batang kejantananku menghadap ke arahku (aku dalam posisi tidur) lalu ia membuka lebar pahanya. Perlahan-lahan ia memasukan sendiri batang kejantananku ke dalam liang senggamanya. Batang kejantananku kembali mengalami kesulitan walaupun tak sesulit tadi. Kemaluan Christina kembali menjadi rapat walaupun masih basah. Akhirnya seluruh batang kejantananku dapat berada dalam kemaluannya. Christina mengerang kesakitan sekaligus mendesah. Kubiarkan dia membiasakan diri dengan batang kejantananku.

Perlahan-lahan kugoyangkan pantatnya. Namun setelah itu Christina melakukannya sendiri untuk menyesuaikan dengan dirinya sendiri. Pertama-tama memang laju batang kejantananku agak lambat. Namun Christina mampu menemukan tempo yang diinginkannya. Hingga tak lama kemudian, badan Christina meregang dan batang kejantananku merasakan keluarnya cairan panas dari liang kenikmatannya. Cukup lama regangannya kali ini. Mungkin sekitar 1 menit. Dia terus meneruskan permainannya. Sementara itu, Fani kembali dari kamar mandi dan berjongkok di atas tubuhku sambil membuka pahanya. Langsung saja kusantap clistorisnya. Cukup lama aku berada dalam posisi seperti itu. Hampir 45 menit. Berulangkali Fani dan Christina mengalami orgasme. Christina lebih mudah mencapai klimaks daripada Fani. Christina sudah klimaks 5 kali, sedangkan Fani baru 3 kali.

Lalu kami berubah posisi, aku dan Christina melakukan doggy style sedangkan Fani di depan Christina. Aku menggerakan batang kejantananku dengan perlahan namun batang kejantananku masuk seluruhnya. Tempo permainan kupercepat. Sampai akhirnya Christina meregang lagi. Tak sampai 5 menit kemudian, aku pun tak kuat lagi. Kucabut batang kejantananku dari kemaluannya dan kukocok di depan mulut mereka berdua. Kusemburkan cairan spermaku ke wajah mereka, dan mereka melahapnya dengan bernafsu. Aku sungguh merasa lelah. Batang kejantananku terasa ngilu. Namun permainan belum selesai seluruhnya. Fani mulai melakukan blow job pada batang kejantananku. Aku sudah melarangnya namun nafsu Fani masih menggebu. Aku sendiri heran mengapa mereka bisa sekuat itu. Blow job Fani kali ini benar-benar nikmat. Aku pun tak kuasa menahan laju spermaku di mulut Fani. Christina yang melihat hal itu ikut-ikutan mengulum batang kejantananku. Akhirnya terpaksa aku memberikan kesempatan terakhir pada Christina. Mulutnya bergerak naik turun menyusuri batang kejantananku. Dengan lembut dihisapnya batang kejantananku. Kurasakan spermaku kembali mengumpul. Kupegang kepala Christina dan membenamkannya ke batang kejantananku. Akhirnya kuakhiri permainan marathon ini dengan semprotan spermaku di mulut Christina. Aku sungguh sangat puas. Sudah beberapa jam kami bermain. Inilah permainan terlamaku sekaligus ternikmatku. Aku langsung tertidur di situ. Ketika aku bangun, aku mendapatkan Fani di sebelah kiriku dan Christina di sebelah kananku dalam keadaan telanjang. Setelah itu hubungan kami semakin dekat satu sama lain, dan kami pun sering mengulang permainan yang menggairahkan iru bersama mereka.

Ngintip Cewek Ganti Baju Tanpa Sensor HOT


Ngintip Cewek Ganti Baju Tanpa Sensor HOT - Foto Dewasa Dunia hiburan selalu mengorbankan banyak hal, harga diri kebanggaan maupun nilai estetika, panggung hiburan dunia modeling atau dunia pertunjukan apapun namanya yang banyak mengekploitasi tubuh wanita ada di tiap segi hiburan, mulai dari SPG mobil, motor, rumah ataupun hal kecil lainnya, wanita selalu dijadikan objek yang jitu sebagai candu dan menjadi daya tarik merk dagang.










Cerita Dewasa - Janda Muda Yang Agresif



Cerita Sex Janda Muda Yang Agresif  | www.medialangka.blogspot.comCerita Sex Janda Muda Yang Agresif -  Dengan hanya mengenakan handuk, aku mencoba menggoda Varia. Dengan terkejut ia lalu meladeni olok-olokanku. Aku semakin berani mengolok-oloknya. Akhirnya ia mengejarku. Aku pura-pura berusaha mengelak dan mencoba masuk ke kamarku. Eh.. ternyata dia tidak menghentikan niatnya untuk memukulku dan ikut masuk ke kamarku.
“Awas kau.. entar kuperkosa baru tahu..” gertaknya.
“Coba kalau berani..” tantangku penuh harap.
Aku menatap matanya, kulihat, ada kerinduan yang selama ini terpendam, oleh jamahan lelaki. Kemudian, tanpa dikomando ia menutup kamarku. Aku yang sebenarnya juga menahan gairah tidak membuang-buang kesempatan itu.
Aku meraih tangannya, Varia tidak menolak. Kemudian kami sama-sama berpagutan bibir. Ternyata, wanita cantik ini sangat agresif. Belum lagi aku mampu berbuat lebih banyak, ternyata ia menyambar handuk yang kukenakan. Ia terkejut ketika melihat kejantananku sudah setengah berdiri. Tanpa basa-basi, ia menyambar kejantananku serta meremas-remasnya.
“Oh.. ennaakk.. terussh..” desisanku ternyata mengundang gairahnya untuk berbuat lebih jauh. Tiba-tiba ia berjongkok, serta melumat kepala kontolku.
“Uf.. Sshh.. Auhh.. Nikmmaat..” Ia sangat mahir seperti tidak memberikan kesempatan kepada untuk berbuat tanya.
Dengan semangat, ia terus mengulum dan mengocok kontolku. Aku terus dibuai dengan sejuta kenikmatan. Sambil terus mengocok, mulutnya terus melumat dan memaju-mundurkan kepalanya.
“Oh.. aduhh..” teriakku kenikmatan.
Akhirnya hampir 10 menit aku merasakan ada sesuatu yang mendesak hendak keluar dari kontolku.
“Oh.. tahann.. sshh. Uh.. aku mau kkeluaar.. Oh..”
Dengan seketika muncratlah air maniku ke dalam mulutnya. Sambil terus mencok dan mengulum kepala kontolku, Varia berusaha membersihkan segala mani yang masih tersisa.
Aku merasakan nikmat yang luar biasa. Varia tersenyum. Lalu aku mencium bibirnya. Kami berciuman kembali. Lidahnya terus dimasukkan ke dalam mulutku. Aku sambut dengan mengulum dan menghisap lidahnya.
Perlahan-lahan kejantananku bangkit kembali. Kemudian, tanpa kuminta, Varia melepaskan seluruh pakaiannya termasuk bra dan CDnya. Mataku tak berkedip. Buah dadanya yang montok berwarna putih mulus dengan puting yang kemerahan terasa menantang untuk kulumat. Kuremas-remas lembut payudaranya yang semakin bengkak.
“Ohh.. Teruss Ted.. Teruss..” desahnya.
Cerita Sex Kuhisap-hisap pentilnya yang mengeras, semnetara tangan kiriku menelusuri pangkal pahanya. Akhirnya aku berhasil meraih belahan yang berada di celah-celah pahanya. Tanganku mengesek-geseknya. Desahan kenikmatan semakin melenguh dari mulutnya. Kemudian ciumanku beralih ke perut dan terus ke bawah pusar. Aku membaringkan tubuhnya ke kasur. Tanpa dikomando, kusibakkan pahanya. Aku melihat vaginanya berwarna merah muda dengan rumput-hitam yang tidak begitu tebal.
Dengan penuh nafsu, aku menciumi memeknya dan kujilati seluruh bibir kemaluannya.
“Oh.. teruss.. Ted.. Aduhh.. Nikmat..”
Aku terus mempermainkan klitorisnya yang lumayan besar. Seperti orang yang sedang mengecup bibir, bibirku merapat dibelahan vaginanya dan kumainkan lidahku yang terus berputar-putar di kelentitnya seperti ular cobra.
“Ted.. oh.. teruss sayangg.. Oh.. Hhh.”
Desis kenikmatan yang keluar dari mulutnya, semakin membuatku bersemangat. Kusibakkan bibir kemaluannya tanpa menghentikkan lidah dan sedotanku beraksi.
“Srucuup-srucuup.. oh.. Nikmat.. Teruss.. Teruss..” teriakannya semakin merintih.
Tiba-tiba ia menekankan kepalaku ke memeknya, kuhisap kuat lubang memeknya. Ia mengangkat pinggul, cairan lendir yang keluar dari memeknya semakin banyak.
“Aduhh.. Akku.. keluuaarr.. Oh.. Oh.. Croot.. Croot.”
Ternyata Varia mengalami orgasme yang dahsyat. Sebagaimana yang ia lakukan kepadaku, aku juga tidak menghentikan hisapan serta jilatan lidahku dari memeknya. Aku menelan semua cairan yang kelyuar dari memeknya. Terasa sedikit asin tapi nikmat.
Varia masih menikmati orgasmenya, dengan spontan, aku memasukkan kontolku ke dalam memeknya yang basah. Bless..
“Oh.. enakk..”
Tanpa mengalami hambatan, kontolku terus menerjang ke dalam lembutnya vagina Varia.
“Oh.. Variaa.. sayang.. enakk.”
Batang kontolku sepeti dipilin-pilin. Varia yang mulai bergairah kembali terus menggoyangkan pinggulnya.
“Oh.. Ted.. Terus.. Sayang.. Mmhhss..”
Kontolku kuhujamkan lagi lebih dalam. Sekitar 15 menit aku menindih Varia.. Lalu ia meminta agar aku berada di bawah.
“Kamu di bawah ya, sayang..” bisiknya penuh nikmat.
Aku hanya pasra. Tanpa melepaskan hujaman kontolku dari memeknya, kami merobah posisi. Dengan semangat menggelora, kontolku terus digoyangnya. Varia dengan hentakan pinggulnya yang maju-mundur semakin menenggelamkan kontolku ke liang memeknya.
“Oh.. Remas dadaku.. Sayaangg. Terus.. Oh.. Au.. Sayang enakk..” erangan kenikmatan terus memancar dari mulutnya.
“Oh.. Varia.. terus goyang sayang..” teriakku memancing nafsunya.
Benar saja. Kira-kira 15 menit kemudian goyang pinggulnya semakin dipercepat. Sembari pinggulnya bergoyang, tangannya menekan kuat ke arah dadaku. Aku mengimbanginya dengan menaikkan pinggulku agar kontolku menghujam lebih dalam.
“Tedii.. Ah.. aku.. Keluuaarr, sayang.. Oh..”
Ternyata Varia telah mencapai orgasme yang kedua. Aku semakin mencoba mengayuh kembali lebih cepat. Karena sepertinya otot kemaluanku sudah dijalari rasa nikmat ingin menyemburkan sperma.
Kemudian aku membalikkan tubuh Varia, sehingga posisinya di bawah. Aku menganjal pinggulnya dengan bantal. Aku memutar-mutarkan pinggulku seperti irama goyang dangdut.
“Oh.. Varia.. Nikmatnya.. Aku keluuarr..”
Crott.. Crott.. Tttcrott.
Aku tidak kuat lagi mempertahankan sepermaku.. Dan langsung saja memenuhi liang vagina Varia.
“Oh.. Ted.. kau begitu perkasa.”
Telah lama aku menantikan hal ini. Ujarnya sembari tangannya terus mengelus punggungku yang masih merasakan kenikmatan karena, Varia memainkan otot kemaluannya untuk meremas-remas kontolku.
Cerita sex Kemudian, tanpa kukomando, Varia berusaha mencabut kontolku yang tampak mengkilat karena cairan spermaku dan cairan memeknya. Dengan posisi 69, kemudian ia meneduhi aku dan langsung mulutnya bergerak ke kepala kontolku yang sudah mulai layu. Aku memandangi lobang memeknya. Varia terus mengulum dan memainkan lidahnya di leher dan kepala kontolku. Tangan kanannya terus mengocok-ngocok batang kontolku. Sesekali ia menghisap dengan keras lobang kontolku. Aku merasa nikmat dan geli.
“Ohh.. Varia.. Geli..” desahku lirih.
Namun Varia tidak peduli. Ia terus mengecup, mengulum dan mengocok-ngocok kontolku. Aku tidak tinggal diam, cairan rangsangan yang keluar dari vagina varia membuatku bergairah kembali. Aku kemudian mengecup dan menjilati lobang memeknya. Kelentitnya yang berada di sebelah atas tidak pernah aku lepaskan dari jilatan lidahku. Aku menempelkan bibirku dikelentit itu.
“Oh.. Ted.. nikmat.. ya.. Oh..” desisnya.
Varia menghentikan sejenak aksinya karena tidak kuat menahan kenikmatan yang kuberikan.
“Oh.. Terus.. Sss.” desahnya sembari kepalanya berdiri tegak.
Kini mememeknya memenuhi mulutku. Ia menggerak-gerakkan pinggulnya.
“Ohh.. Yaahh. Teruss.. Oh.. Ooohh” aku menyedot kuat lobang vaginanya.
“Ted.. Akukk ohh.. Keluuaarra.. Ssshhss..”
Cerita Panas - Ia menghentikan gerakannya, tapi aku terus menyedot-nyedot lobang memeknya dan hampir senmua cairan yang keuar masuk kemulutku. Kemudian dengan sisa-sisa tenaganya, kontolku kembali menjadi sasaran mulutnya. Aku sangat suka sekali dan menikmatinya. Kuakui, Varia merupakan wanita yang sangat pintar membahagiakan pasangannya.
Varia terus menghisap dan menyedoti kontolku sembari mengocok-ngocoknya. Aku merasakan nikmat yang tiada tara.
“Oh.. Varia.. Teruss.. Teruss..” rintihku menahan sejuta kenikmatan. Varia terus mempercepat gerakan kepalanya.
“Au.. Varia.. Aku.. Keluuarr.. Oh..”
Croott.. Croott.. Croot..
Maniku tumpah ke dalam mulutnya. Sementara varia seakan tidak merelakan setetespun air maniku meleleh keluar.
“Terimakasih sayang..” ucapku..
Aku merasa puas.. Ia mengecup bibirku.
“Ted.. mungkinkah selamanya kita bisa seperti ini. Aku sangat puas dengan pelayananmu. Aku tidak ingin perbuatan ini kau lakukan dengan wanita lain. Aku sangat puas. Biarlah aku saja yang menerima kepuasan ini.” Aku hanya terdiam.
Sejak saat itu, aku sering meniduri di kamarnya, selalu dalam keadaan telanjang bulat, terkadang dia juga tidur di dalam kamar kostku, tentu saja dengan mengendap-endap. Terkadang, kami tidur saling tumpang tindih, membentuk posisi 69, aku tertidur dengan menghirup aroma segar kemaluannya, sedangkan Varia mengulum penisku. Di kala pagi, penisku selalu ereksi, diemut-emutnya penisku yang ereksi itu, sementara aku dengan cueknya tetap tidur sambil menikmati oralnya, terkadang aku jilat kemaluannya karena gemas.

Cerita Seks: Nikmatnya Bercinta di Sawah




‘Huwaaaa…. Kenapa mesti kesawaaaah sihhh… Haddehh.. Ga banget deeehhh.. Ini kan tempat rakyat jelataaa… Kamseupayy iuuuuuhh..’ gua uring2an nerima hukuman dari bu Neni gara2 tadi ketauan tidut waktu jam pelajarannya, dan alhasil gni dweeeeh… Gua disuruh nyari tomcat buat pnelitian kadar asam dalem racunnya..

‘coooooTt akkh loo… Kalo ga ada sawahhh,, mana bisa lojadi montok kaya’ gni…. Hahaha..’ canda Adam sambil nepak pantat gua.

‘lagiankan lo sendiri yang salah… Tidur dikelass,, coba dikamar guaa… Hheheehe…’ kan… Candaan ngeresnya mulai nge.On neh.

‘PrEttt akkh… Udahhlahh… Cepetan cariin tomcat itu yannnkk.. Biar kita bisa cepett cepet pulangggg gatelll bangett taoo dsini…’ titah gua ke Adam, ohhh iya cinters,,, kenalin.. Adam ini cowo baru gua (suwiiiiiitttt….suwiiiiiitttttt) dua minggu yang lalu gua nemu dia diemperaaann… Hehhehe*becanda yachh begokK… Pisss..

‘iyaaaa.. Iyaaa…ini juga lagi ngawas2 taoo dimana itu si tomcat berada’ jawabnya sambil celingak-celinguk.Suasana hening sejenak, ada kesan romantis yang timbul jadinya, ditambah pemandangan persawahan yang membentang luass… Mungkin kaya’ gini kali yaaa suasana nenek ama kakek gua pacarannn duluu.. Ciaaaa… Ciaaaaa…Ga lama kemudian, pencarian gua tampaknya ga sia2, mata gua menangkap bayangan serangga berwarna hitam belang kuning diantara tumpukan padi2 yang kaya’a habis diketam.

‘ayaaaaaank… Ono ada tomcatnyaaa…’ gua teriak ngasih tau Adam sambil lari2 kearah tumpukkan padi tsb.

‘HatI2 sayaank… Disituu liciiinn..’ jawab Adam sambil ikut2an berlari ngejer gua.Tapi… Tiba2 tanah yang gua injek amblas, jadi.

.’BruuuuaaakkK… Grusuuuukk… JebuurrR…’ hampir seluruh badan gua kcuali kepala nyebur kedalem kubangan lumpur…

‘AhHHH…. Ayaaaaankkk.. Hiiiikkkzzzzzzz…..’ antara malu dan kagga gua nangis didepan Adam dengan bdan yg penuh lumpur.

‘addduuuhh … Yaaaank,, kamu begok sihh.. Udah dibilang ati2 malah lari2… Otak lo setengahnya kemana sih..???’ Adam marahin gua sambil ngelingkerin lengan gua dan naekkin badan gua kepunggungnya.

‘aaaaahhh lo mahh..bukannya ngasih perhatian malah marah2in guaaaa..’ jawab gua ngambek.
‘yaudahlah.. Ini kita kesaluran irigasi yaa.. Kita bersihin badan lo…’ adam ngegendong gua kesluran irigasi.Sesampainya disaluran irigasi, Adam ngebasuh seluruh badan gua,ngusap2 kaki gua sampe paha terus ngebersihin lumpur yang ada dilengan gua.

‘tapi ga da yang keseleo kan say…?’
‘ga….’ jawab gua judessss…
‘deeh elahhh… Segitunyaaa.. Jangan ngambek dunk yankk… Sini.. Buka bajunya,,’
‘ga maooo…’ masih jawab judes.

‘cepetann buka… Mau dibersihin ga sssih…’Dengan rada memaksa, Adam menarik lepas kaos oblong yang melekat dibadan gua, tadinya smpet gua cegah, soalnya gua g pake lapisan apa2 lagi selain kaos itu,,.. Tapi karena gua klah tenaga sama dia, jadi dengan mudahnya baju gua dia rebut…

‘tapi lo ga pa2 kan yank…. Gada yang lecet kan….?’ tanya adam sok perhatian sambil ngusap2 dada gua, padahal gua tau bnget dia udah cenat-cenut ngeliat dada gua yang ngegantung ini, apalagi ditambah sama tangannya yang gatel ngusap2

‘ga apa2 koq… Siniin baju aq nya…. Ntar qmu malah nge-On lageee…’ jawab gua sambil coba ngerebut balik kaos gua yang dia pegang, tapi ga khabisan akal, dia lemparin baju gua entah kemana..

‘Begooookk… Masa’ gua telanjang gini cobaaa….’ gua berjalan kearah dia ngelempar kaos gua, tapi dia halangin, tanpa rasa bersalah, bukannya nyariin kaos gua, dia malah ngeremes2 pantat gua.

‘ngeliat lo lumpuran gni bkin gua tegang yankkk… Seksi tau…’ tangan Adam masih mremas2 pantat gua sementara lidahnya bermain diputing gua.

‘uuuugghhh.. Hhhmmzzz… Yankk, jangan sange disini dunkkkK… Pleaseeeee…’ gua mencoba buat nyegah permainannya Adam, walopun sebenernya gua juga menikmatinya.

‘ga bisa yannkk… Dah On bngetttt niiihhh…’ Adam meremas2 tetek gua, lalu menggendong tubuh gua ketumpukan padi yang tadi habis diketam, lalu menghempaskan tubuh gua disana.

‘ayaaankk… Gilaaa lhooo,,, bisa2 gatel2 semuaaa badan gua’ gua dorong badan Adam dan mencoba bangkit, tapi lagi-lagi gua kalah kuat, badan gua serasa ga berdaya dia tindihin kaya’ gitu.

‘aaaaahhhss… Yannnkk… Heeemzz…. Apa ga bisa dirumah jaa….?’ tangan Adam masuk kedalem kolor yang gua pale, llu mengorek2 selangkangan gua,dengan sedikit tenaga yang trsisa, gua masih bersikeras nolak perbuatan Adam itu kegua.

‘udhlahhh yankk… Nikmatin jaaaa… Suasana baru ini….’ Adam melucuti kolor beserta cangcut yang gua pake gitu aja, trus dengan jari telunjuknya dia gesek2 itil gua.

‘Widiiihhh … Dah banjir yannkK.. Ternyata loo keenakan juga yaaa… Hehehe..’

‘hmmmppthh..’ gua berusaha nhan desahan supaya ga terlalu kentara kalo sebenernya gua nikmatin permainannya.

‘yaaaa.. Koq masihh belumzz ngedesahh seehh sayyy.. Masih kurang enak yaaa…?’ kemudian Adam membuka selangkangan gua lebar2 lalu menjilat bagian itil gua, tangannya juga ga tinggal diem aja, dia pilin2 pentil nenen gua bikin gua ga kuaaaaaaatttT…

‘AcChhss… Hhmmzzz… Lo nakal bangettT yank… Hhhmmnnggk…’ ikt2an nge_on, gua raba2 anunya Adam yang udah keras dari luar kolornya.

‘hehehe… Pengenn jugaa kan lo yankk,,cobaa… Mohonn dulu ke gua…’ Sialaaann.. Dia malahh ngegoda gua..
‘Ogaaaahh…’
‘benerr…?… Ga nyeseeelllL….? Ya udh,, gua balikk ya.. Dahhh…’
‘Eeett… Mao kemanaaaa… Yaaaaannkk…’
‘baliiikkk…’
‘Yaaaank,,, jangannn… Gua pengeenn nehh,,..’
‘pengenn apa…’
‘pengennn ngentot ama qmuuuuuuU…’Gua tarik tangan Adam jadi gantian dia yang telentang, gua lempar kolornya lalu dengan rakus gua isep kontolnya.

‘aahhh yaannK..’Adam cekikikan kegelian waktu gua kenyot biji tititnya, gua ambil posisi diatas tititnya, gua gesek2 bentar tititnya dimemek gua dan BleeeesssSsS… Tititna pun amblesSs kedalem memek gua,..

‘ooOwwhh YaaaaannKk..’ tangan adam meremas2 nenen gua, matanya merem melek menikmati goyangan pinggul gua.

‘AAccchhhSss… aAaaaccchhHss..’ gua semakin erotis sewaktu Adam menarik badan gua kedalem pelukannya, dengan liarnya dia cupangi seluruh leher gua. Dan yang bikin gua ga kuaattT tangannya jail bangett nyolok2 lobang pantat gua.

‘hhhuuupp.. Hooopppp… Bllllppp… Bluuupppp.. Cleeeeeebbb.. Cleeeeebbbb…’ Adam ikut menggoyangkan pinggulnya berlawanan dengan arah goyangan pinggul gua, tangannya yang jail masih asyik nyolok2 pantat gua.

‘tidurannnN yankkk…’

‘aaaakkhhh… Enggghhhkk… Ngiiiikkk…’ Adam menarik tubuh gua lalu menelentangkannya, tangannya mengusap-usap dada gua dan meremas2, dia buka paha gua lebar2 dan dia hujamkan benda pusakanya kedalam liang gua.

‘aaawww…. Yaaaannkk,,, owwhh..ohhh… Ahhhhh..’ gua gigit bibir bawah Adam menahan rasa nikmat, nafas Adam terasa begitu hangat berhembus dihidung gua.

‘OOOOwwhh yeeeaahhh… Ayaankkk,,, terussssS…’ gua menengadah menahan nikmatnya kocokkan Adam, permainan semakin seru saat Adam menjilat dan mengecup leher dan dada gua.

‘tahan yaaaannk….’ Adam mengangkat tubuhnya lalu membelai rambut gua, dia kecup pipi dan bibir gua, dia tatap mata gua sejenak, lalu tersenyum dengan manis dihadapan gua, bikin gua serasa dilindungi dan disayangi.

‘uuuugghh… Kocokk ajee yank yg kencenggg…’ gua dekap badan Adam erat2, trus gua gigit2 kupingnya, Adam menyeringai kegelian bikin kocokkannya tambah kenceng. Gua kempit2in meki gua saking geregetannya pengen cepet keluar.

‘Ayaaaaaaannkk… Udh ga tahaaaaaannn…’ rintih gua sambil ngigit kupingnya.’

sabarrr ya sayaaankk… Adamm belom nehh..’ jawabnya sambil jilat2 ketek gua, badan gua jadi ngegeliat kegelian olehnya.

‘gaya guk guk yankkk….’ Adam membalik badan gua dan menarik pantat gua supaya tegak, dengan 2 jarinya, dia kocok2 dulu selangkangan gua sebelum sosisnya yang jadi hidangan, hehehe..

‘udaahh siapp yankk….? Aq colok yaaacchhh….’gua cengkram batang2 padi yang menguning didepan gua sementara Adam membobol gawang gua, dengan posisi ini, gua bisa lebih menikmati gesekkan kontolnya Adam.

‘Aaaawwwwhhhh yaaaaannkkk… Aaahhhh .. Ahhhh… Ahhhhh…’ gua ngejerit2 saat Adam maju mundurin titinya dengan brutal, telapak tangannya yang lebar kaya’ gemess nampar2 pantat gua sampe pedess rasanya.

‘ayaaaannnkkk pelan2 duuunnkkk… Sakiitt begooo…. Aaahhhh..’ gua redam kebrutalan Adam dengan goyangan pinggul gua, bnerr aja.. Adam juga ngerespon gua dengan goyangan jadi gua bisa lebih nyaman menikmati kontolnya dia.

‘Aaaaahhh..aq dah mauuuU keluaaar nehh yaaaannkk…’ gua merintih sembari mempercepat goyangan,tangan adam gerayangan ngusap2 punggung dan pantat gua.

‘ayaaaaannnkkk…kocoookk laaaagiii…. Aaaaaahhh’ Adampun kembali mengocok pake kontolnya yang tegangnya awet, gua maju mundurin pantat gua berlawanan supaya nancepnya lebih mantep, sesaat kmudian lutut gua serasa lemass,, badan gua mengejang,,. DaanN….

‘aaaaahhhhhsssssssSss,,, oooowwwwhhh yaaaaaaannnnkk… Hhhhhh…’ cairan kenikmatan meluber keluar dari rahim gua. Guapun menggelepar kecape’an.

‘Yaahhh…. Koq lo lemess sihh begoo… Gua belum ngecroottT nehhh…..’ Adam membalik badan gua yang udh menggelepar, dia taro kaki sebelah kanan gua ke bahunya terus dia hajar lagi meki gua.

‘aaahhh… Ahhhh… Ahhh… Ssssshhhhh….’ gua udah ga ada daya lagi ngadepin dia, jadi gua cuman bisa pasrah nerima perlakuannya dia.

‘OOOOhhhh yaaaannnkkk… TahaaannN bentarr lagiii…’ adam mengocok memek gua,tiap 3 kocokkan dia cabut kontolnya lalu memasukkannya lagi, sementara bibir kami saling berlumatan, tangannya memilin milin pentil gua.

‘AyAaaaaaaaaaannnnkkk….’ adam tarik badan gua yang udah lemes kedalem pelukkannya, dia hentak2an kontolnya kedalem meki gua, keringat udah sepenuhnya membasahi tubuh dan wajahnya, gua usap keringat yang ada dijenongnya gua lumat bibirnya terus gua goyangin meki gua nolong dia meraih puncak kenikmatan…Hentakkan kontol Adam semakin kencang, dia peluk badan gua erat2, lalu dia lesakkan batangnya dalam dalam…

CROOOOOOOTTTTtT.. CrooooOooT… CrroooOooT….

‘OOOOwwwhhh yaaaaannkkkk…’ badan Adam mengejang hebat,.. 3 semprotan sperma hangat memenuhi liang rahim gua, Adam kecup lembut bibir gua, lalu memanjakan gua dg plukannya.

‘dasarr begooo… Malahh gini jadinya..’ kata gua manja sambil menyentil tititnya yang udah lemesss…

‘hehehe… Sorry ya yaaaaannk… Kamu menggoda sihh.. Hehehe…’

‘wooyy… Ada sapa disituuuuu…..?’ tiba2 suara seorang lelaki tua mengagetkan kami, gua dan Adampun panik,.. Gua ambil baju Adam yang berserakan terus dia tarik tangan gua grasak grusuuuk ngumpet didalem areal sawah yang rada rimbun dan landaiii…. Yaaaa….untung ajee Dewi Fortuna sama Dewi Sri temen baikk… Jadinya gua bisa nemuin 3 tomcat sambil sembunyiii… Wkekekekekeek…

Cerita Seks ; Nikmat nya Bercinta Dengan Teman Suamiku



Sebut saja nama ku Sinta, wanita umur 28 thn dan orang-orang bilang bentuk tubuhku amatlah proposional, tinggi 170 cm berat 55kg dan ukuran buah dada 34B, ditunjang wajah cantik (itu juga orang-orang yang bilang) dan kulit putih cerah. Sebelumnya aku memang sering bekerja menjadi SPG pada pameran mobil dan banyak orang mengelilingi mobil yang aku pamerkan bukan utk melihat mobil tetapi untuk melihatku.
Menikah dengan Roni, 30 thn, seorang pekerja sukses. Kami memang sepakat utk tidak punya anak terlebih dahulu dan kehidupan seks kami baik-baik saja, Roni dapat memenuhi kebutuhan seks ku yang boleh dibilang agak hyper..sehari bisa minta 2 sesi pagi sebelum Roni berangkat kerja dan malam sebelum tidur.

Dan cerita ini berawal dari kesuksesan Roni bekerja di kantornya dan mendapat kepercayaan dari sang atasan yang sangat baik. Kepercayaan ini membuat dia sering harus bekerja overtime, pada awalnya aku bisa menerima semua itu tetapi kelamaan kebutuhan ini harus dipenuhi juga dan itulah yang membuat kami sering bertengkar karena kadang Roni harus berangkat lebih pagi dan lewat tengah malam baru pulang.
Dan mulailah cerita ini ketika Roni mendapat tanggung jawab untuk menangani suatu proyek dan dia dibantu oleh rekan kerjanya Bram dari luar kota. Pertama diperkenalkan Bram langsung seperti terkesima dan sering menatapku, hal itu membuatku risih. Bram cukup tampan gagah dan kekar.
Karena tuntutan pekerjaan dan efisiensi, kantor Roni memutuskan agar Bram tinggal di rumah kami utk sementara. Dan memang mereka berdua sering bekerja hingga larut malam di rumah kami. Bram tidur di kamar persis di seberang kamar kami.
Sering di malam hari aku berpamitan tidur matanya yang nakal suka mencuri pandang diantara sela-sela baju tidur yang aku kenakan. Aku memang senang tidur bertelanjang agar jika Roni datang bisa langsung bercinta.
Pernah suatu saat ketika pagi hari kami aku dan Roni bercinta di dapur waktu masih pagi sekali dengan posisiku duduk di meja dan Roni dari depan, tiba-tiba Bram muncul dan melihat kami, dia menempelkan telunjuk dimulutnya agar aku tidak menghentikan kegiatan kami, karena kami sedang dalam puncaknya dan Roni yang membelakangi Bram dan aku juga tidak tega menghentikan Roni, akhirnya ku biarkan Bram melihat kami bercinta tanpa Roni sadari hingga kami berdua orgasme. Dan aku tahu Bram melihat tubuh telanjangku ketika Roni melepaskan penisnya dan terjongkok di bawah meja.
Setelah kejadian itu Bram lebih sering memperhatikan tiap lekuk tubuhku.
Sampai suatu waktu ketika pekerjaan Roni benar2 sibuk sehingga hampir seminggu tidak menyentuhku. Di hari Jum’at kantor tempat Roni bekerja mengadakan pesta dinner bersama di rumah atasan Roni . Rumahnya terdiri dari dua lantai yang sangat mewah di lantai 2 ada semacam galeri barang2 antik. Kami datang bertiga dan malam itu aku mengenakan pakaian yang sangat seksi, gaun malam warna merah yang terbuka di bagian belakang dan hanya dikaitkan di belakang leher oleh kaitan kecil sehingga tidak memungkinkan memakai BH, bagian bawahpun terdapat sobekan panjang hingga sejengkal di atas lutut, malam itu saya merasa sangat seksi dan Bram pun sempat terpana melihatku keluar dari kamar. Sebelum berangkat aku dan Roni sempat bercinta di kamar dan tanpa sepengetahuan kami ternya Bram mengintip lewat pintu yang memang kami ceroboh tidak tertutup sehingga menyisakan celah yang cukup untu melihat kami dari pantulan cermin, sayangnya karena letih atau terburu-buru mau pergi Roni orgasme terlebih dahulu dan aku dibiarkannya tertahan. Dan Bram mengetahui hal itu.
Malam itu ketika acara sangat ramai tiba-tiba Roni dipanggil oleh atasannya untuk diperkenalkan oleh customer. Roni berkata padaku untuk menunggu sebentar, sambil menunggu aku ke lantai 2 untuk melihat barang2 antik, di lantai 2 ternyata keadaan cukup sepi hanya 2-3 orang yang melihat-lihat di ruangan yang besar itu. Aku sangat tertarik oleh sebuah cermin besar di pojokan ruangan, tanpa takut aku melihat ke sana dan mengaguminya juga sekaligus mengagumi keseksian tubuhku di depan cermin, tanpa ku sadari di sampingku sudah berada Bram .
“Udah nanti kacanya pecah lho..cakep deh..!”, canda Bram
“Ah bisa aja kamu Bram”,balasku tersipu.
Setelah berbincang2 di depan cermin cukup lama Bram meminta tolong dipegangkan gelasnya sehingga kedua tanganku memegang gelasnya dan gelasku.
“Aku bisa membuat kamu tampak lebih seksi”,katanya sambil langsung memegang rambutku yang tergerai dengan sangat lembut. Tanpa bisa mengelak dia telah menggulung rambutku sehingga menampak leherku yang jenjang dan mulus dan terus terang aku seperti terpesona oleh keadaan diriku yang seperti itu. dan memang benar aku terlihat lebih seksi. Dan saat terpesona itu tiba-tiba tangan Bram meraba leherku dan membuatku geli dan detik berikutnya Bram telah menempelkan bibirnya di leher belakangku, daerah yang paling sensitif buatku sehingga aku lemas dan masih dengan memegang gelas Bram yang telah menyudutkanku di dinding dan menciumi leherku dari depan. “Bram apa yang kamu lakukan..lepaskan aku Bram..lepas..!”,rontaku tapi Bram tahu aku tidak akan berteriak di suasana ini karena akan mempermalukan semua orang.
Bram terus menyerangku dengan kedua tanganku memegang gelas dia bebas meraba buah dadaku dari luar dan terus menciumi leherku, sambil meronta-ronta aku merasakan gairahku meningkat, apalagi saat tiba-tiba tangan Bram mulai meraba belahan bawah gaunku hingga ke selangkanganku. “Bram..hentikan Bram aku mohon..tolong Bram..jangan lakukan itu..”,rintihku, tapi Bram terus menyerang dan jari tengah tangannya sampai di bibir vaginaku yang ternyata telah basah karena serangan itu. Dia menyadari kalau aku hanya mengenakan G-string hitam dengan kaitan di pinggirnya, lalu dengan sekali sentakan dia menariknya dan terlepaslah G-stringku. Aku terpekik pelan apalagi merasakan ada benda keras mengganjal pahaku. Ketika Bram sudah semakin liar dan akupun tidak dapat melepaskan, tiba-tiba terdengar suara Roni memanggil dari pinggir tangga yang membuat pegangan himpitan Bram terlepas, lalu aku langsung lari sambil merapikan pakaian ku menuju Roni yang tidak melihat kami dan meninggalkan Bram dengan G-string hitamku. Aku sungguh terkejut dengan kejadian itu tapi tanpa disadari aku merasakan gairah yang cukup tinggi merasakan tantangan melakukan di tempat umum walau dalam kategori diperkosa.
Ternyata pesta malam itu berlangsung hingga larut malam dan Roni mengatakan dia harus melakukan meeting dengan customer dan atasannya dan dia memutuskan aku untuk pulang bersama Bram. Tanpa bisa menolak akhirnya malam itu aku diantar Bram, diperjalanan dia hanya mengakatakan “Maaf Sinta..kamu sungguh cantik malam ini.” Sepanjang jalan kami tidak berbicara apaun. Hingga sampai dirumah aku langsung masuk ke dalam kamar dan menelungkupkan diri di kasur, aku merasakan hal yang aneh antara malu aku baru saja mengalami perkosaan kecil dan perasaan malu mengakui bahwa aku terangsang hebat oleh serangan itu dan masih menyisakan gairah. Tanpa sadar ternyata Bram telah mengunci semua pintu dan masuk ke dalam kamarku, aku terkejut ketika mendengar suaranya’, “Sinta aku ingin mengembalikan ini”‘ katanya sambil menyerahkan G-stringku berdiri dengan celana pendek saja, dengan berdiri aku ambil G-stringku dengan cepat, tapi saat itu juga Bram telah menyergapku lagi dan langsung menciumiku sambil langsung menarik kaitan gaun malamku, maka bugilah aku diahadapannya. Tanpa menunggu banyak waktu aku langsung dijatuhkan di tempat tidur dan dia langsung menindihku. Aku meronta-ronta sambil menendang-nendang?”Bram..lepaskan aku Bram..ingat kau teman suamiku Bram..jangan..ahh..aku mohon”, erangku ditengah rasa bingung antara nafsu dan malu, tapi Bram terus menekan hingga aku berteriak saat penisnya menyeruak masuk ke dalam vaginaku, ternyata dia sudah siap dengan hanya memakai celana pendek saja tanpa celana dalam.
“Ahhhh?Braam..kau..:’ Lalu mulailah dia memompaku dan lepaslah perlawananku, akhirnya aku hanya menutup mata dan menangis pelan..clok..clok..clok..aku mendengar suara penisnya yang besar keluar masuk di dalam vaginaku yang sudah sangat basah hingga memudahkan penisnya bergerak. Lama sekali dia memompaku dan aku hanya terbaring mendengar desah nafasnya di telingaku, tak berdaya walau dalam hati menikmatinya. Sampai kurang lebih satu jam aku akhirnya melenguh panjang “Ahhh?..” ternyata aku orgasme terlebih dahulu, sungguh aku sangat malu mengalami perkosaan yang aku nikmati. Sepuluh menit kemudian Bram mempercepat pompaannya lalu terdengar suara Bram di telingaku “Ahhh..hmmfff?” aku merasakan vaginaku penuh dengan cairan kental dan hangat sekitar tiga puluh deti kemudian Bram terkulai di atasku.
“Maaf Sinta aku tak kuasa menahan nafsuku..”bisiknya pelan lalu berdiri dan meninggalkanku terbaring dan menerawang. hinga tertidur Aku tak tahu jam berapa Roni pulang hingga pagi harinya.
Esok paginya di hari sabtu seperti biasa aku berenang di kolam renang belakang,, Roni dan Bram berpamitan untuk nerangkat ke kantor. Karena tak ada seorang pun aku memberanikan diri untuk berenang tanpa pakaian. Saat asiknya berenang tanpa disadari, Bram ternyata beralasan tidak enak badan dan kembali pulang, karena Roni sangat mempercayainya maka dia izinkan Bram pulang sendiri. Bram masuk dengan kunci milik Roni dan melihat aku sedang berenang tanpa pakaian. Lalu dia bergerak ke kolam renag dan melepaskan seluruh pakaiannya, saat itulah aku sadari kedatangannya, “Bram..kenapa kau ada di sini?” tanyaku, “Tenang Sinta suaimu ada di kantor sedang sibuk dengan pekerjaannya”, aku melihat tubuhnya yang kekar dan penisnya yang besar mengangguk angguk saat dia berjalan telanjang masuk ke dalam kolam “Pantas sajaku semalam vaginaku terasa penuh sekali”‘pikirku. Aku buru-buru berenang menjauh tetai tidak berani keluar dr dalam kolam karena tidak mengenakan pakaian apapun juga. Saat aku bersandar di pingiran sisi lain kolam, aku tidak melihat ada tanda2 Bram di dalam kolam. Aku mencari ke sekeliling kolam dan tiba-tiba aku merasakan vaginaku hangat sekali, ternyata Bram ada di bawah air dan sedang menjilati vaginaku sambil memegang kedua kakiku tanpa bisa meronta.
Akhirnya aku hanya bisa merasakan lidahnya merayapai seluruh sisi vaginaku dan memasuki liang senggamaku..aku hanya menggigit bibir menahan gairah yang masih bergelora dari semalam. Cukup lama dia mengerjai vaginaku, nafasnya kuat sekali pikirku. Detik berikutnya yang aku tahu dia telah berada di depanku dan penisnya yang besar telah meneyruak menggantian lidahnya? “Arrgghh..” erangku menahan nikmat yang sudah seminggu ini tidak tersentuh oleh Roni. Akhirnya aku membiarkan dia memperkosaku kembali dengan berdiri di dalam kolam renang. Sekarang aku hanya memeluknya saja dan membiarkan dia menjilati buah dadaku sambil terus memasukan penisnya keluar masuk. Bahkan saat dia tarik aku ke luar kolam aku hanya menurutinya saja, gila aku mulai menikamti perkosaan ini, pikirku, tapi ternyata gairahku telah menutupi kenyataan bahwa aku sedang diperkosa oleh teman suamiku. Dan di pinggir kolam dia membaringkanku lalu mulai menyetubuhi kembai tubuh mulusku..”Kau sangat cantik dan seksi Sinta..ahh” bisiknya ditelingaku.
Aku hanya memejamkan mata berpura-pura tidak menikmatinya, padahal kalau aku jujur aku sangat ingin memeluk dan menggoyangkan pantatku mengimbangi goyangan liarnya. Hanya suara eranggannya dan suara penisnya maju mundur di dalam vaginaku, clok..clok..clep..dia tahu bahwa aku sudah berada dalam kekuasaannya. Beberapa saat kemudian kembali aku yang mengalami orgasme diawali eranganku “Ahhh..” aku menggigit keras bibirku sambil memegang keras pinggiran kolam, “Nikmati sayang?”demikian bisiknya menyadari aku mengalami orgasme. Sebentar kemudian Bram lah yang berteriak panjang, “Kau hebat Sinta..aku cinta kau..AAHHH..HHH” dan aku merasakan semburan kuat di dalam vaginaku. Gila hebat sekali dia bisa membuatku menikmatinya pikirku. Setelah dia mencabut penisnya yang masih terasa besar dan keras, aku reflek menamparnya dan memalingkan wajahku darinya. Aku tak tahu apakah tamparan itu berarti kekesalanku padanya atau karena dia mencabut penisnya dari vaginaku yang masih lapar.
Setelah Roni pulang herannya aku tidak menceritakan kejadian malam lalu dan pagi tadi, aku berharap Roni dapat memberikan kepuasan padaku. Dengan hanya menggenakan kimono dengan tali depan aku dekati Roni yang masih asik di depan komputernya di dalam kamar, lalu aku buka tali kimonoku dan kugesekan buah dadaku yang besar itu ke kepalanya dari belakang, berharap da berbalik dan menyerangku. Ternyta yang kudapatkan adalah bentakannya “Sinta..apakah kamu tak bisa melihat kalau aku sedang sibuk? Jangan kau ganggu aku dulu..ini untuk masa depan kita” teriaknya keras. Aku yakin Bram juga mendengar teriakannya. Aku terkejut dan menangis, lalu aku keluar kamar dengan membanting pintu, lalu aku pergi ke pinggir kolam dan duduk di sana merenung dan menahan nafsu. Dari kolam aku bisa melihat bayangan di Roni di depan komputer dan lampu di kamar Bram. Tampak samar-samar Bram keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Karena di luar gelap tak mungkin dia melihatku.
Tanpa sadar aku mendekat ke jendelanya dan memperhatikan Bram mengeringkan tubuh. Gila kekar sekali tubuhnya dan yang menarik perhatianku adalah penisnya yang besar dan tegang mengangguk-angguk bergoyang sekanan memanggilku. Aku malu sekali mengagumi dan mengaharapkan kembali penis itu masuk ke dalam vaginaku yang memang masih haus. Perlahan aku membelai-belai vaginaku hingga terasa basah, akhirnya aku memutuskan untuk memintanya pada Bram, dengan hati yang berdebar kencang dan nafsu yang sudah menutupi kesadaran, aku nekat masuk ke dalam kamar Bram dan langsung mengunci pintu dari dalam. Bram sangat terkejut “Sinta..apa yang kamu lakukan?”, aku hanya menempelkan telunjuk di bibirku dan memberi isyarat agar tidak bersuara karena Roni ada di kamar seberang. Langsung aku membuka pakaian tidurku dan terpampanglah tubuh putih mulusku tanpa sehelai benagpun di hadapannya, Bram hanya terperangah dan menatap kagum pada tubuhku. Bram tersenyum sambil memperlihatkan penisnya yang semakin membesar dan tampak berotot. Dengan segera aku langsung berlutut di hadapannya dan mengulum penisnya, Bram yang masih terkejut dengan kejadian ini hanya mendesah perlahan merasakan penisnya aku kulum dan hisap dengan nafsuku yang sudah memuncak.
Sambil mulutku tetap di dalam penisnya aku perlahan naik ke atas tempat tidur dan menempatkan vaginaku di mulut Bram yang sudah terbaring, dia mengerti maksudku dan langsung saja lidahnya melahap vaginaku yang sudah sangat basah, cukup lama kami dalam posisi itu, terinat akan Roni yang bisa saja tiba-tiba datang aku langsung mengambil inisiatif untuk merubah posisi dan perlahan duduk di atas penisnya yang sudah mengacung tegang dan besar panjang. Perlahan aku arahkan dan masukan ke dalam lubang vaginaku, rasanya berbeda dengan saat aku diperkosanya, perlahan tapi pasti aku merasaskan suatu sensasi yang amat besar sampai akhirnya keseluruhan batang penis Bram masuk ke dalam vaginaku “Ahh..sssfff..Braaam!” erangku perlahan menahan suara gairahku agar tidak terdengar, aku merasakan seluruh penisnya memenuhi vaginaku dan menyentuh rahimku. Sungguh suatu sensasi yang tak terbayangkan, dan sensasi itu semakin bertambah saat aku mulai menggoyangkan pantatku naik turun sementara tangan Bram dengan puasnya terus memainkan kedua buah dadaku memuntir-muntir putingku hingga berwarna kemerahan dan keras “ahh..ahh..” demikian erangan kami perlahan mengiringi suara penisnya yan keluar masuk vaginaku clok..clok..clok? Tak tahan dengan nafsunya mendadak Bram duduk dan mengulum buah dadaku dengan rakusnya bergantian kiri kanan bergerak ke leher dan terus lagi. Aku sungguh tak dapat menahan gairah yang selama ini terpendam.
Mungkin karena nafsu yang sudah sangat tertahan atau takut Roni mendengar tak kuasa aku melepaskan puncak gairahku yang pertama sambil mendekap erat Bram dan menggigit pundaknya agar tidak bersuara, kudekap erta Bram seakan tak dapat dilepaskan mengiringi puncak orgasmeku. Bram merasakan penisnya disiram cairan hangat dan tahu bahwa aku mengalami orgasme dan membiarkanku mendekapnya sangat erat sambil memelukku dengan belaian hangatnya. Selesai aku orgasme sekiat 30 detik, Bram membalikan aku dengan penisnya masih tertancap di dalam vaginaku. Bram mulai mencumbuku dengan menjilati leher dan putingku perlahan, entah mengapa aku kembali bernafsu dan membalas ciumannya denga mesra, lidah kami saling berpagutan dan Bram merasakan penisnya kembali dapat keluar masuk dengan mudah karena vaginaku sudah kembali basah dan siap menerima serangan berikutnya. Dan Bram langsung memompa penisnya dengan semangat dan cepat membuat tubuhku bergoyang dan buah dadaku bergerak naik turun dan sungguh suara yang timbul antara erangan kami berdua yang tertahan derit tempat tidur dan suara penisnya keluar masuk di vaginaku kembali membakar gairahku dan aku bergerak menaik turunkan pantatku untuk mengimbangi Bram.
Dan benar saja 10 menit kemudian aku sampai pada puncak orgasme yang kedua, dengan meletakan kedua kakiku dan menekan keras pantatnya hingga penisnya menyentuh rahimku. Kupeluk Bram dengan erat yang membiarkan aku menikmati deburan ombak kenikmatan yang menyerangku berkali-kali bersamaan keluarnya cairanku. Kugigit bibirku agar tidak mengeluarkan suara, cukup lama aku dalam keadaan ini dan anehnya setelah selesai aku berada dalam puncak ternyata aku sudah kembali mengimbangi gerakan Bram dengan menaik turunkan pantatku. Saat itulah kudengar pintu kamarku terbuka dan detik berikutnya pintu kamar Bram diketuk Roni, “Bram..kau sudah tidur?”, demikian ketuk Roni. Langsung saja Bram melepaskan pelukannya dan menyuruhku bersembunyi di kamar mandi. Sempat menyambar pakaian tidurku yang tergeletak di lantai aku langsung lari ke kamar mandi dan mengunci dari luar. Sungguh hatiku berdebar dengan kerasnya membayangkan apa jadinya jika aku ketahuan suamiku.
Bram dengan santai dan masih bertelanjang membuka pintu dan mengajak Roni masuk, Roni sempat terkejut melihat Bram telanjang,”Sedang apa kamu Bram” tanpa curiga dengan tempat tidur yang berantakan yang kalau diperhatikan dari dekat ada cairan kenikmatanku. Bram hanya tersenyum dan mengatakan,”Mau tau aja..” Dasar Roni dia langsung membicarakan suatu hal pekerjaan dan mereka terlibat pembicaraan itu. Kurang lebih sepuluh menit mereka berbicara dan sepuluh menit juga hatiku sungguh berdebar-debar tapi anehnya dengan keadaan ini nafsuku sungguh semakin menjadi-jadi. Setelah Roni keluar, Bram kembali mengunci pintu kamar dan mengetuk kamar mandi perlahan,”Sinta buka pintunya..sudah aman”. Begitu aku buka pintunya Bram langsung menarik aku dan mendudukanku di meja dekat kamar mandi, langsung saja dibukanya kedua kakiku dan bless penisnya kembali memenuhi vaginaku “Ahhh..ahh..” erangan kami berdua kembali terdengar perlahan sambil terus menggoyangkan pantatnya maju mundur Bram melahap buah dadaku dan putingku.
Sepuluh menit berlalu dan goyang Bram semakin cepat sehingga aku tahu dia akan mencapai puncaknya, dan akupun merasakan hal yang sama “Braaam lebih cepat sayang aku sudah hampir keluar..” desahku “Tahan sayang kita bersamaan keluarnya”, dan benar saja saat kurasakan maninya menyembur deras dalam vaginaku aku mengalami orgasme yang ketiga dan lebih hebat dari yang pertama dan kedua, kami saling berpelukan erat dan menikmati puncak gairah itu bersamaan. “Braaammm..,” desahku tertahan. “Ahhh Sinta..kau hebat..” demikian katanya. Akhirnya kami saling berpelukan lemas berdua, sungguh suatu pertempuran yang sangat melelahkan. Saat kulirik jam ternyata sudah dua jam kami bergumul. “Terima kasih Bram..kau hebat..” kataku dengan kecupan mesra dan langsung memakai pakaian tidurku kembali dan kembali ke kamarku. Roni tidak curiga sama sekali dan tetap berkutat dengan komputernya dan tidak menghiraukanku yang langsung berbaring tanpa melepas pakaianku seperti biasanya karena aku tahu ada bekas ciuman Bram di sekujur buah dadaku. Malam itu aku merasa sangat bersalah pada Roni tapi di lain sisi aku merasa sangat puas dan tidur dengan nyenyaknya.
Esoknya seperti biasa di hari Minggu aku dan Roni berenang di pagi hari tetapi mengingat adanya Bram, kami yang biasanya berenang bertelanjang akhirnya memutuskan memakai pakaian renag, aku syukuri karena hal ini dapat menutupi buah dadaku yang masih memar karena gigitan Bram. Saat kami berenang aku menyadari bahwa Bram sedang menatap kami dari kamarnya. Dan saat Roni sedang asyik berenang kulihat Bram memanggilku dengan tangannya dan yang membuat aku terkejut dia menunjukan penisnya yang sudah mengacung besar dan tegang. Seperti di hipnotis aku nekat berjalan ke dalam.”Ron aku mau ke dalam ambil makanan ya..!” kataku pada Roni, dia hanya mengiyakan sambil terus berenang, Roni memang sangat hobi berenang bisa 2 jam nonstop tanpa berhenti.
Aku dengan tergesa masuk ke dalam dan menuju kamar Bram. Di sana Bram sudah menunggu dan tak sabar dia melucuti pakain renangku yang memang hanya menggunakan tali sebagai pengikatnya. “Gila kamu Bram..bisa ketahuan Roni lho,” protesku tanpa perlawanan karena aku sendiri sangat bergairah oleh tantangan ini. dan dengan kasar dia menciumi punggungku sambil meremas buah dadaku “Tapi kamu menikmatinya khan?!,” goda Bram sambil mencium leher belakangku. Dan aku hanya mendesah menahan nikmat dan tantangan ini. Yang lebih gila Bram menarikku ke jendela dan masih dari belakang dia meremas-remas buah dadaku dan meciumi punggung hingga pantatku, “Gila kau Bram, Roni bisa melihat kita,” tapi anehnya aku tidak berontak sama sekali dan memperhatikan Roni yang benar-benar sangat menikamti renangnya. Di kamar Bram pun aku sangat menikmati sentuhan Bram. “Sinta kamu suka ini khan?” tanyanya sambil dengan keras menusukan penisnya ke dalam vaginaku dari belakang. “AHH..Bram..” teriakku kaget dan nikmat, sekarang aku berani bersuara lebih kencang karena tahu Roni tidak akan mendengarnya. Langsung saja Bram memaju mundurkan penisnya di vaginaku..”Ahh.. Bram lebih kencang..fuck me Bram..puaskan aku Bram..penismu sungguh luar biasa..Bram aku sayang kamu..” teriakku tak keruan dengan masih memperhatikan Roni.
Bram mengimbangi dengan gerakan yang liar hingga vaginaku terasa lebih dalam lagi tersentuh penisnya dengan posisi ini,”Sinta..khhaau hhebat..” desahnya sambil terus menekanku, kalau saja Roni melihat sejenak ke kamar Bram maka dia akn sangat terkejut meilhat pemandangan ini, istrinya sedang bercinta dengan rekan kerjanya. Ternyata kami memang bisa saling mengimbangi, kali ini dalam waktu 20 menit kami sudah mencapai puncak secara bersamaan “Teruuus Bram lebih khheeenncang..ahhhh aku keluar Braaaaam”, teriaku. “Aaakuu juga Tyyaaasss..nikkkkmat ssekali mmmeemeekmu..aahhhhh.” teriaknya bersamaan dengan puncak kenikmatan yang datang bersamaan. Setelah itu aku langsung mencium bibirnya dan kembali mengenakan pakaian renangku dan kembali berenang bersama Roni yang tidak menyadari kejadian itu.

Setelah itu hari-hari berikutnya sungguh mendatangkan gairah baru dalam hidupku dengan tantangan bercinta bersama Bram. Pernah suatu saat ketika akhirnya Roni mau bercinta denganku di suatu malam hingga akhirnya dia tertidur kelelahan, aku hendak mengambil susu di dapur dan karena sudah larut malam aku nekat tidak mengenakan pakaian apapun. Saat aku membungkuk di depan lemari es sekelebat ku lihat bayangan di belakangku sebelum aku menyadari Bram sudah di belakangku dan langsung menubruku dari belakang. Penisnya langsung menusuk vaginaku yang membuatku hanya tersedak dan menahan nikmat tiba-tiba ini. Kami bergumul di lantai dapur lalu dia mengambil kursi dan duduk di atasnya sambil memangku aku, “Bram kamu nakal” desahku yang juga menikmatinya dan kami bercinta hingga hampir pagi di dapur. Sungguh bersama Bram kudapatkan gairah terpendamku selama ini.
Akhirnya ketika proyek kantor Roni selesai Bram harus pergi dari rumah kami dan malam sebelum pergi aku dan Bram menyempatkan bercinta kembali.

Nikmat nya Bercinta Dengan Kedua Teman SMU



Aku adalah seorang mahasiswa dari sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung. Pada saat aku SMU, aku dikenal sebagai lelaki yang “abuy” (anak buaya), memang sih kata cewek-cewek atau mantan-mantan pacarku, saya tipe cowok yang romantis, dengan body seksi dan atletis.Pada waktu aku kelas 3 SMU menjelang Ebtanas, aku belajar bersama teman wanita yang bernama Venny dan Nadya, ketika itu aku berlajar bersama, dan tidak sedikit pun aku berpikir untuk bermacam-macam dengan mereka berdua. Memang sih banyak cowok-cowok yang “sirik” padaku, karena aku bisa dekat dengan mereka berdua, yang termasuk seleb di sekolah **** (edited) di kotaku, yang penting itu sekolah swasta terkenal di Bandung. Pada waktu itu acara belajar itu dilakukan oleh kami bertiga di rumah Venny. Pada waktu itu jam menunjukkan sekitar pukul 18:00, ketika aku sedang dalam perjalanan menuju rumah Venny. Hujan turun deras sekali, dan mengakibatkan aku terpaksa berhenti untuk menunggu hujan tersebut (maklum ketika itu aku memakai motor). Tapi apa boleh buat, karena aku sudah mempunyai janji dengan mereka berdua untuk belajar bersama, yah.. aku berani berkorban meski hujan itu belum reda. cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep Dan akhirnya aku pun sampai di rumah Venny dengan basah kuyup. Tiba-tiba Venny keluar dari rumahnya karena mendengar suara motorku, maklum ketika itu aku memakai motor NSR yang cukup berisik untuk didengar. Tiba-tiba pun Venny menghampiriku untuk membukakan pagar, agaraku bisa masuk, dan secara otomatis Venny pun menjadi basah kuyup, dan terlihatlah olehku pemandangan yang menggiurkan. BH-nya yang terlihat jelas olehku, dan kuperkirakan ukurannya cukup besar (36B) dan dia waktu itu memakai BH berwarna hitam, jadi terlihat jelas olehku. Setelah itu aku pun masuk ke rumahnya, dan permisi ke Venny untuk ke toilet untuk membersihkan badanku akibat hujan tadi. Ketika aku mandi terdengar Venny mengetuk pintu dan memanggilku untuk memberikan handuk, aku pun membuka pintu dan mengambil handuk tersebut. Setelah selesai mandi aku keluar dengan hanya memakai handuk saja. Aku mencari Venny untuk meminjam pakaian kakaknya yang kebetulan sedang di luar kota. Aku melihat-lihat rumahnya, dan kurasakan tidak ada satu orang pun di rumahnya. Cuek saja, aku pikir. Dan aku pun dikagetkan oleh suara seseorang yang memanggilku, ketika kulihat, dia adalah Nadya, yang entah kapan datangnya. Kemudian dia memberikan baju kepadaku, aku sempat kaget dibuatnya, karena aku tidak tahu dia kapan datangnya. Aku pun kembali ke kamar mandi untuk memakai baju ini. Dan ketika aku sedang ganti baju, tiba-tiba Venny masuk, dan terkejut sekali karena menduga aku sudah tidak ada di dalam (maklum pintu kamar mandi lupa saya kunci). Venny berkata dengan wajah panik, “Sorry yah Yon,” dan dia langsung beranjak keluar dan aku pun melanjutkan memakai pakaian itu. Setelah selesai, aku pun beranjak dari situ. Aku keluar ke arah ruang tamu dan melihat mereka sedang bersiap-siap untuk memulai belajar bersama. Aku sempat melihat wajah Venny yang sedikit canggung. Setelah itu aku duduk dan mengeluarkan buku yang telah kubawa. Setelah beberapalama belajar, entah apa yang merasuki otakku ini sehingga membuat si “Joni” berdiri. Pada saat itu Venny minta maaf padaku atas kejadian tadi, dan dengan berbisik dia agar tidak memberitahu pada siapapun juga, aku pun mengiyakannya. Ketika itu Nadya mengajak untuk menonton VCD yang baru dipinjamnya untuk melepas suntuk dalam belajar, dan kami pun menuju kamar Venny. Kami bertiga pun mulai menonton film tersebut. Setelah beberapa lama kami menonton, terlihatlah suatu adegan yang “hot”, kami betiga hanya diam saja, sambil berpandang-pandangan. Aku melihat Nadya yang sudah mulai kegelisahan, mungkin karena melihat adegan tersebut, dan terlihat Venny yang dari tadi diam saja, tetapi dia seperti mulai terangsang oleh adegan tersebut Aku pun melirik ke arah Venny, dan tanpa dia sadari dia mengusap-ngusap ke arah kemaluannya, dan sedikit-sedikit berdesah kecil, “Sshh.. ahh..” hal ini membuat si “Joni” beranjak dari tempatnya. Timbul hatiku untuk mengerjai mereka berdua. Aku menggeserkan posisi dudukku ini untuk mendekatkan ke mereka berdua. Aku pun memberanikan diri untuk mengelus-elus pahanya yang montok dan putih mulus itu. Dia pun hanya diam saja, seakan akan menikmati elusan itu. Nadya melihat dan ikut terangsang juga, ketika itu Nadya nekad untuk mendekat padaku, dan tiba-tiba dia mengecup bibirku dengan hangat, dan aku pun membalas dengan manis ciumannya. Ciumannya yang sangat lembut itu membuatku semakin membabi buta. Aku pun meremas dada Nadya yang masih terbungkus oleh BH, dan Nadya pun sangat menikmatinya. Tiba-tiba aku mendengar desahan dari Venny, “Ssshh.. ahh.. puaskan aku malam ini, Yon.. pleassee, aku udah nggak tahannich.” Aku menyuruh mereka membuka pakaiannya satu persatu. Mereka pun dengan cepat membuka pakaiannya. Lalu Nadya melucuti pakaianku, dan ketika membuka celanaku mereka terbelalak, karena melihat punyaku itu yang cukup besar (18 cm). Dengan cepat Venny melahap penisku yang sudah tegang dari tadi. Saat Venny melahap penisku itu, aku terus menjilati puting susu Nadya yang sudah mulai mengeras, dan Nadya menggelinjang keenakan. Saat itu aku menyuruh Nadya untuk terlentang di ranjang, kini aku mulai menjilati kemaluannya yang sudah mengeluarkan bau yang harum dari kemaluannya. Aku terus menjilatinya dengan buas, dengan sedikit-sedikit aku mengocok-ngocok dengan jariku, dan dia pun menikmatinya. Dia menyuruhku untuk memasukkannya ke vaginanya, “Ayo Yonn, masukin dong itunya, aku udah nggak sabaran nunggunya,” aku berkata, “Iya sayang, sabar yah..” tiba-tiba Venny melepaskan kemaluanku itu dari dalam mulutnya dan membimbing batanganku itu masuk ke dalam liang milik Nadya yang sudah basah sejak tadi.

“Bless.. bless.. bless” batanganku pun masuk setengahnya, dan aku menggoyangkan maju-mundur secara perlahan-lahan dengan bantuan Venny yang terus memelukku dan menciumku itu. Tiba-tiba Nadya menjerit kesakitan karena batang kemaluanku itu terlalu besar untuk masuk ke dalam liang senggama miliknya. Aku terus berusaha, dan akhirnya batangku itu pun berhasil amblas semuanya di dalam, dan terasa olehku cairan hangat yang keluar dari kemaluan Nadya.“Ahh.. ahh.. ah.. Nadya..”

Setalah 20 menit aku melakukannya bersama Nadya, sekarang giliran Venny yang sudah tak tahandengan horny-nya itu. Aku pun mulai memasukkan ke liang Venny yang sangat menggodaitu, “Bless.. bless..” amblaslah sudah batanganku itu di dalamnya. “Ah ah ah..” desahnya. Aku merasakan dia sudah akan orgasme, tapi memang benar dia mendesah, “Yonn.. aa.. kuu maa.. uu.. keeluarr..” Lalu aku berkata, “Tahan yah say.. bentar lagi, aku pun maukeluar nich..” Dan setelah beberapa lama dia pun orgasme, dan mengeluarkan cairan hangat yang terasa olehku. Segera setalah itu aku pun mempercepat goyanganku itu dan.. “Creett.. croott.. creett..” aku memuntahkan seluruh maniku itu di mulut Venny dan Nadya. Mereka berdua sangat menikmatinya. Kami bertiga pun terkulai lemas di tempat tidur.

Venny dan Nadya bekata kepadaku, “Thanks yah sayang, aku belum pernah merasakan seperti ini Yon.. emang kamu sangat hebat untuk melakukan hal ini,” aku pun bekata, “Iya sayang,” sambil aku mengecup bibir mereka berdua. Karena hari sudah larut malam aku pun bergegas untuk pulang dan pamit kepada mereka. Setelah kejadian itu kami sering melakukannya, baik di rumah maupun di hotel. Cerita Hot Lainnya: Sex Tante Yanmi yang Suka Sex

Bispak Cantik Yang Lagi Bugil



Bispak cantik yang satu ini bernama Zaskia. Ia terlihat begitu kelelahan pasca dieksekusi oleh om-om pelanggannya. yah, begitulah profesi, tak ada yang tak melalhkan bukan? berikut penampakan foto mbak zaskia pasca dieksekusi:





Foto Cewek Asyik Mandi Airmani

Ngentotin memek cewek memang nikmat banget, kontol kita bakalan merasakan kepuasan apabila kita bercinta dengan gadis yang perawan apalagi saat pejuh kita muncrat langsung kita arahkan ke muka cewek dan croot croot muncratlah sperma kontol kita di muka cewek yang kita entotin, nikmat luar biasa.

















Foto Cewek Kluar Lendir

Alangkah nikmatnya ketika cewek orgasme dan mengeluarkan lendir atau cairan hangat kental dari memeknya yang merah.Berikut ini adalah kumpulan koleksi gambar memek atau meki yang muncrat keluar lendir yang masih hangat dan lengket. Silahkan dinikmati gan Kumpulan Gambar Memek Muncrat Keluar Lendir ini.









.

Sabtu, 12 Januari 2013

Cerita sex ; Kakak Istriku Yang Maniak Sex


Aku biasa dipanggil Adi dan usiaku sekarang 32 tahun. Aku sudah beristri dengan 1 anak usia 2 tahun. Kami bertiga hidup bahagia dalam arti-an kami bertiga saling menyayangi dan mencintai. Namun sebenarnya aku menyimpan rahasia terbesar dalam hidup berumahtangga, terutama rahasia terhadap istriku. Bermula pada saat beberapa tahun yang lalu, ketika aku masih berpacaran dengan istriku. Aku diperkenalkan kepada seluruh keluarga kandung dan keluarga besarnya. Dan dari sekian banyak keluarganya, ada satu yang menggelitik perasaan kelaki-lakianku; yaitu kakak perempuannya yang bernama Ima (sebut saja begitu). Ima dan aku seusia, dia lebih tua beberapa bulan saja, dia sudah menikah dengan suami yang super sibuk dan sudah dikaruniai 1 orang anak yang sudah duduk di sekolah dasar. Dengan tinggi badan 160 cm, berat badan kurang lebih 46 kg, berkulit putih bersih, memiliki rambut indah tebal dan hitam sebahu, matanya bening, dan memiliki suara agak cempreng tapi menurutku seksi, sangat menggodaku. Pada awalnya kami biasa-biasa saja, seperti misalnya pada saat aku menemani pacarku kerumahnya atau dia menemani pacarku kerumahku, kami hanya ngobrol seperlunya saja, tidak ada yang istimewa sampai setelah aku menikah 2 tahun kemudian dia menghadiahi kami (aku dan pacarku) dengan sebuah kamar di hotel berbintang dengan dia bersama anak tunggalnya ikut menginap di kamar sebelah kamarku.

Setelah menikah, frekuensi pertemuan aku dengan Ima jadi lebih sering, dan kami berdua lebih berani untuk ngobrol sambil diselingi canda-canda konyol. Pada suatu hari, aku dan istri beserta mertuaku berdatangan kerumahnya untuk weekend dirumahnya yang memang enak untuk ditinggali. Dengan bangunan megah berlantai dua, pekarangannya yang cukup luas dan ditumbuhi oleh tanaman-tanaman hias, serta beberapa pohon rindang membuat mata segar bila memandang kehijauan di pagi hari. Letak rumahnya juga agak jauh dari tetangga membuat suasana bisa lebih private. Sesampainya disana, setelah istirahat sebentar rupanya istriku dan mertuaku mengajak untuk berbelanja keperluan bulanan. Tetapi aku agak mengantuk, sehingga aku meminta ijin untuk tidak ikut dan untungnya Ima memiliki supir yang dapat dikaryakan untuk sementara. Jadilah aku tidur di kamar tidur tamu di lantai bawah. Kira-kira setengah jam aku mencoba untuk tidur, anehnya mataku tidak juga terpejam, sehingga aku putus asa dan kuputuskan untuk melihat acara TV dahulu. Aku bangkit dan keluar kamar, tetapi aku agak kaget ternyata Ima tidak ikut berbelanja. Ima menggunakan kaus gombrong berwarna putih, lengan model you can see dan dengan panjang kausnya sampai 15cm diatas lutut kakinya yang putih mulus. "Lho..kok nggak ikut ?" tanyaku sambil semilir kuhirup wangi parfum yang dipakainya, harum dan menggairahkan, "Tauk nih..lagi males aja gue.." sahutnya tersenyum dan melirikku sambil membuat sirup orange dingin dimeja makan, "Anto kemana..?" tanyaku lagi tentang suaminya, "Lagi keluar negeri, biasa..urusan kantornya.." sahutnya lagi. Lalu aku menuju kedepan sofa tempat menonton TV kemudian aku asik menonton film di TV. Sementara Ima berlalu menuju tingkat atas (mungkin ke kamarnya).

Sedang asik-asiknya aku nonton, tiba-tiba kudengar Ima memanggilku dari lantai atas; "Di..Adi..", "Yaa.." sahutku, "Kesini sebentar deh Di..", dengan tidak terburu-buru aku naik dan mendapatinya sedang duduk disofa besar untuk 3 orang sambil meminum sirup orangenya dan menghidupkan TV. Dilantai atas juga terdapat ruang keluarga mini yang lumayan tersusun apik dengan lantainya dilapisi karpet tebal dan empuk, dan hanya ada 1 buah sofa besar yang sedang diduduki oleh Ima. "Ada apa neng..?" kataku bercanda setelah aku sampai diatas dan langsung duduk di sofa bersamanya, aku diujung kiri dekat tangga dan Ima diujung kanan. "Rese luh..sini temenin gue ngobrol ama curhat" katanya, "Curhat apaan?", "Apa! ajalah, yang penting gue ada temen ngobrol" katanya lagi. Maka, selama sejam lebih aku ngobrol tentang apa saja dan mendengarkan curhat tentang suaminya. Baru aku tahu, bahwa Ima sebenarnya "bete" berat dengan suaminya, karena sejak menikah sering ditinggal pergi lama oleh suaminya, sering lebih dari sebulan ditinggal. "Kebayangkan gue kayak gimana ? Kamu mau nggak temenin aku sekarang ini ?" tanyanya sambil menggeser duduknya mendekatiku setelah gelasnya diletakan dimeja sampingnya. Aku bisa menebak apa yang ada dipikiran dan yang diinginkannya saat ini. "Kan gue sekarang lagi nemenin.." jawabku lagi sambil membenahi posisi dudukku agar lebih nyaman dan agak serong menghadap Ima. Ima makin mendekat ke posisi dudukku. Setelah tidak ada jarak duduk denganku lagi, Ima mulai membelai rambutku dengan tangan kirinya sambil bertanya "Mau..?", aku diam saja sambil tersenyum dan memandang matanya yang mulai sayu menahan sesuatu yang bergolak. "Bagaimana dengan orang-orang rumah lainnya (pembantu-pembantunya) dan gimana kalau mendadak istriku dan nyokap pulang ?" tanyaku, "Mereka tidak akan datang kalau aku nggak panggil dan maknyak bisa berjam-jam kalau belanja." jawabnya semakin dekat ke wajahku.

Sedetik kemudian tangan kirinya telah dilingkarkan dileherku dan tangan kanannya telah membelai pipi kiriku dengan wajah yang begitu dekat di wajahku diiringi nafas harumnya yang sudah mendengus pelan tetapi tidak beraturan menerpa wajahku. Tanpa pikir panjang lagi, tangan kananku kuselipkan diantara lehernya yang jenjang dan rambutnya yang hitam sebahu, kutarik kepalanya dan kucium bibir merah mudanya yang mungil. Tangan kiriku yang tadinya diam saja mulai bergerak secara halus membelai-belai dipinggang kanannya."Mmhh..mmhh.." nafas Ima mulai memburu dan mendengus-dengus, kami mulai saling melumat bibir dan mulai melakukan French kiss, bibir kami saling menghisap dan menyedot lidah kami yang agak basah, very hot French kiss ini berlangsung dengan dengusan nafas kami yang terus memburu, aku mulai menciumi dagunya, pipinya, kujilati telinganya sebentar, menuju belakang telinganya, kemudian bibir dan lidahku turun menuju lehernya, kuciumi dan kujilati lehernya, "hhnngg.. Ahhdhii.. oohh.. honeey.. enngghh" desahnya sambil memejamkan matanya menikmati permainan bibir dan lidahku di leher jenjangnya yang putih dan kedua tangannya merengkuh kepalaku, sementara kepala Ima bergerak kekiri dan kekanan menikmati kecupan-kecupan serta jilatan di lehernya.

Tangan kiriku yang awalnya hanya membelai pinggangnya, kemudian turun membelai dan mengusap-usap beberapa saat dipaha kanannya yang putih, mulus dan halus untuk kemudian mulai menyelusup kedalam kaus gombrongnya menuju buah dadanya. Aku agak terkejut merasakan buah dadanya yang agak besar, bulat dan masih kencang, padahal setahuku Ima memberikan ASI ke anak tunggalnya selama setahun lebih. Tanganku bergerak nakal membelai dan meremas-remas lembut dengan sedikit meremas pinggiran bawah buah dada kanannya. "Buah dadamu masih kencang dan kenyal neng." kataku sambil kulepas permainan dilehernya dan memandang wajahnya yang manis dan agak bersemu merah tanpa kusudahi remasan tanganku di buah dada kanannya. "Kamu suka yaa.." sahutnya sambil tersenyum dan aku mengangguk. "Terusin dong.." pintanya manja sambil kembali kami berciuman dengan bergairah. "Mmhh.. mmhh.. ssrrp.. ssrrp.." ciuman maut kami beradu kembali. Tangan kiriku tetap menjalankan tugasnya, dengan lembut membelai, meremas, dan memuntir putingnya yang mengeras kenyal.

Tangan kanan Ima yang tadinya berada dikepalaku, sudah turun membelai tonjolan selangkanganku yang masih terbungkus celana katun. Ima menggosok-gosokkan tangan kanannya secara berirama sehingga membuat aku makin terangsang dan penisku makin mengeras dibuatnya. Nafas kami terus memburu diselingi desahan-desahan kecil Ima yang menikmati foreplay ini. Masih dengan posisi miring, tangan kiriku menghentikan pekerjaan meremas buah dadanya untuk turun gunung menuju keselangkangannya. Ima mulai menggeser kaki kanannya untuk meloloskan tangan nakalku menuju sasarannya. Aku mulai meraba-raba CD yang menutup vaginanya yang kurasakan sudah lembab dan basah. Perlahan kugesek-gesekkan jari jemariku sementara Ima pasrah merintih-rintih dan mendesah-desah menikmati permainan jemariku dan pagutan-pagutan kecil bibirku serta jilatan-jilatan lidahku dilehernya yang jenjang dan halus diiringi desehan dan rintihannya berulang-ulang. Pinggulnya diangkat-angkat seperti memohon jemariku untuk masuk kedalam CD-nya meningkatkan finger play ku. Tanpa menunggu, jariku bergerak membuka ikatan kanan CD-nya dan mulai membelai rambut kemaluannya yang lembut dan agak jarang. Jari tengahku sengaja kuangkat dahulu untuk sedikit menunda sentuhan di labia mayoranya, sementara ! jari telunjuk dan jari manisku yang bekerja menggesek-gesekkan dan agak kujepit-jepit pinggiran bibir vaginanya dengan lembut dan penuh perasaan.

Sementara Ima memejamkan matanya dan dari bibir mungilnya mengeluarkan rintihan-rintihan juga desahan-desahan berkali-kali. Kemudian jari tengahku mulai turun dan kugesek-gesekkan untuk membelah bibir kemaluannya yang kurasa sudah basah. Berkali-kali kugesek-gesek dengan sisi dalam jari tengahku, kemudian mulai kutekuk dan kugaruk-garuk jari tengahku agak dalam di bibir vaginanya yang kenyal, lembut dan bersih. Sementara Ima makin merintih-rintih dan mendesah-desah sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan gerakan naik turun kekiri dan kekanan "Ouuhh.. hemmhh.. sshh.. aahh.. Dhii.. eehhnakh.. honey.. oohh… ..sshh.." rintih dan desahannya berkali-kali. Finger play ini kusertai dengan ciuman-ciuman di leher dan bibirnya serta sambil kami saling menyedot lidah. Setelah puas dengan posisi miring, kemudian aku agak mendorong tubuhnya untuk duduk dengan posisi selonjor santai, sementara aku berdiri dikarpet dengan dengkulku menghadapnya, Ima agak terdiam dengan nafasnya memburu, perlahan kubuka kaus gombrongnya, saat itulah aku dapat melihat tubuhnya separuh telanjang, lebih putih dan indah dibandingkan istriku yang berkulit agak kecoklatan, dua bukit kembarnya terlihat bulat membusung padat, sangat indah dengan ukuran 36B, putih, dengan puting merah muda dan sudah mengeras menahan nafsu birahi yang bergejolak.

Sambil tangan kiriku bertopang pada tepian sofa, mulutku mulai menciumi buah dada kanannya dan tangan kananku mulai membelai, menekan, dan meremas-remas buah dada kirinya dengan lembut. "Aahh.. hhnghh.. honeey.. enaak.. bangeet.. terruss.. aahh.. mmnghh.. hihihi.. auhh..adhi.." Ima bergumam tak karuan menikmati permainanku, kedua tangannya meremas dan menarik-narik rambutku. Ima mendesah-desah dan merintih-rintih hebat ketika putingnya kuhisap-hisap dan agak kugigit-gigit kecil sambil tangan kananku meremas buah dada kirinya dan memelintir-pilintir putingnya. Ima sangat menikmati permainanku didadanya bergantian yang kanan dan kiri, hingga dia tak sadar berucap "Adhii.. oohh.. bhuat ahkhuu puas kayak adhikku di hotel dulu.. hhnghh.. mmhh..", ups..aku agak kaget, tanpa berhenti bermain aku berpikir rupanya Ima menguping "malam pertamaku" dulu bersama istriku, memang pada malam itu dan pada ML-ML sebelumnya aku selalu membuat istriku berteriak-teriak menikmati permainan sex-ku. Rupanya..Oke deeh kakak, sekaranglah saat yang sebenarnya juga sudah aku tunggu-tunggu dari dulu. "Adhii.. sekarang dong.. aahh.. akhu sudah nggak tahann.. oohh.." ujarnya, tapi aku masih ingin berlama-lama menikmati kemulusan dan kehalusan kulit tubuh Ima.

Setelah aku bermain dikedua buah dadanya, menjilat, menghisap, menggigit, meremas dan memelintir, aku jilati seluruh badannya, jalur tengah buah dadanya, perutnya yang ramping, putih dan halus, kugelitik pusarnya yang bersih dengan ujung lidahku, kujilati pinggangnya, "Aduuh.. geli dong sayang.. uuhh..", kemudian aku menuju ke kedua pahanya yang putih mulus, kujilati dan kuciumi sepuasnya "Aahh.. ayo dong sayang.. kamu kok nakal sihh.. aahh..", sampailah aku di selangkangannya, Ima memakai CD transparan berwarna merah muda yang terbuat dari sutra lembut, dan kulihat sudah sangat basah oleh pelumas vaginanya. "Sayang.. kamu mau ngapain?" tanyanya sambil melongokkan kepalanya kebawah kearahku. Aku tersenyum dan mengedipkan mata kiriku kearahnya nakal. Dengan mudah CD-nya kubuka ikatan sebelah kirinya setelah ikatan kanan telah terbuka, sekarang tubuh Ima sudah polos tanpa sehelai benangpun menghalangi, kemudian aku buka kedua kakinya dan kulihat pemandangan surga dunia yang sangat indah.

Bibir vaginanya sangat bersih dan berwarna agak merah muda dengan belahan berwarna merah dan sangat bagus (mungkin jarang digunakan oleh suaminya) meskipun sudah melahirkan satu orang anak, dan diatasnya dihiasi bulu-bulu halus dan rapi yang tidak begitu lebat. "Oohh.. Ima.. bersih dan merah banget.." ujarku memuji, "hihihi.. suka ya..?" tanyanya, tanpa kujawab lidahku langsung bermain dengan vaginanya, kujilati seluruh bibir vaginanya berkali-kali up and down, tubuh Ima mengejang-ngejang "Aahh..aahh..dhhii..oohh..eenak adhii..aahh..Anto nggak pernah mau begini..mmhh.." lidahku mulai menjilati bibir vaginanya turun naik dan menjilati labia mayoranya dengan ujung! lidahku. Ima menggeliat-geliat, mendesah-desah, dan melenguh-lenguh, aku menjilati vaginanya sambil kedua tanganku meremas-remas kedua buah dadanya "Hhnghh.. nngghh.. aahh.. dhii.. honey.." gumamnya sangat menikmati permainan lidah dan bibirku yang menghisap-hisap dan menjilat-jilat klitorisnya berulang-ulang, menghisap-hisap seluruh sudut vaginanya serta lidahku mendesak-desak kedalam liang vaginanya berkali-kali tanpa ampun "Oohhnghh.. dhii.. more.. honey.. more.. ahh..", tangan kananku kemudian turun untuk bergabung dengan bibir dan lidahku di vaginanya, sedikit-sedikit dengan gerakan maju mundur jari tengahku kumasuk-masukkan kedalam lubang vaginanya yang sudah becek, makin lama makin dalam kumasukkan jari tengahku sambil tetap bergerak maju mundur.

Setelah masuk seluruhnya, jari tengahku mulai beraksi menggaruk-garuk seluruh bagian dinding dalam liang surga Ima sambil sesekali kugerakkan ujungnya berputar-putar dan kusentuh-sentuh daerah G-spotnya, Ima meradang dan menggelinjang hebat ketika kusentuh G-spot miliknya. Lidahku tidak berhenti menjilati sambil kuhisap-hisap klitorisnya. Ima berusaha mengimbangi finger playku dengan menggoyang-goyangkan pantatnya naik turun, kekiri dan kekanan dan bibirnya tidak berhenti merintih dan mendesah "Sshh..enghh..uuhh..Adhii..ouuhh..aahh..sshh..enghh.." tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya selain suara rintihan, erangan, lenguhan dan desahan kenikmatan. Sekitar 20 menit kemudian liang vaginanya berkedut-kedut dan menghisap "Oohhnghh.. ahh.. dhii.. akhu.. sham.. oohh.. henghh.. sham.. phaii.. aahh.. honey.. hengnghh ..aa..aa.." Ima berteriak-teriak mencapai klimaksnya sambil menyemburkan cairan kental dari dalam vaginanya yang berdenyut-denyut berkali-kali "serrtt.. serrtt.. serrtt.." kucabut jariku dan aku langsung menghisap cairan yang keluar dari lubang vaginanya sampai habis tak bersisa, tubuhnya mengejang dan menggelinjang hebat disertai rintihan kepuasan, kedua kakinya dirapatkan menjepit kepalaku, dan kedua tangannya menekan kepalaku lebih dalam kearah vaginanya. Kemudian tubuhnya mulai lemas setelah menikmati klimaksnya yang dahsyat "Aahh.. adhii.. eenghh.. huuhh.." vaginanya seperti menghisap-hisap bibirku yang masih menempel dalam dan erat di vaginanya. "Oh.. adi.. kamu gila.. enak banget.. oohh.. lidah dan hisapanmu waow.. tob banget dah.. oohh.." katanya sambil tersenyum puas sekali melihat kearah wajahku yang masih berada diatas vaginanya sambil kujilati klitorisnya disamping itu tanganku tidak berhenti bekerja di buah dada kanannya, "Anto nggak pernah mau oral-in aku..oohh.." dengan selingan suara dan desahannya yang menurutku sangat seksi.

Sambil beranjak duduk, Ima mengangkat kepalaku, dan melumat bibirku "Sekarang gantian aku, kamu sekarang berdiri biar aku yang bekerja, oke ?!?" ujarnya, "Oke honey, jangan kaget ya.." sahutku tersenyum dan mengedipkan mata kiriku lagi sambil berdiri, sekilas wajahnya agak keheranan tapi Ima langsung bekerja membuka gesperku, kancing dan retsleting celanaku. Ima agak terkejut melihat tonjolah ditengah CD-ku, "Wow..berapa ukurannya Di ?" tanyanya, "Kira-kira aja sendiri.." jawabku sekenanya, tanpa ba bi bu Ima langsung meloloskan CD-ku dan dia agak terbelalak dengan kemegahan Patung Liberty-ku dengan helm yang membuntal, "Aww.. gila.. muat nggak nih..?", sebelum aku menjawab lidahnya yang mungil dan agak tajam telah memulai serangannya dengan menjilati seluruh bagian penisku, dari ujung sampai pangkal hingga kedua kantung bijiku dihisap-hisapnya rakus "Sshh.. aahh.. Ima.. sshh.." aku dibuatnya merem melek menikmati jilatannya. "Abis dicukur ya ?" tanyanya sambil terus menjilat, aku hanya tersenyum sambil membelai kepalanya.

Kemudian Ima mulai membuka bibir mungilnya dan mencoba mengulum penisku, "Mm.." gumamnya, penisku mulai masuk seperempat kemulutnya kemudian Ima berhenti dan lidahnya mulai beraksi dibagian bawah penisku sambil menghisap-hisap penisku "Serrp.. serrp.. serrp..", tangan kirinya memegang pantat kananku dan tangan kanannya memilin-milin batang penisku, nikmat sekali rasanya "Aahh.. sshh…" aku menikmati permainannya, lalu mulut mungilnya mulai menelan batang penisku yang tersisa secara perlahan-lahan, kurasa kenikmatan yang amat sangat dan kehangatan rongga mulutnya yang tidak ada taranya saat penisku terbenam seluruhnya didalam mulutnya. Agak nyeri sedikit diujung helmku, tapi itu dikalahkan nikmatnya kuluman bibir iparku ini. Ima mulai memaju mundurkan gerakan kepalanya sambil terus mengulum penisku, "Sshh.. aahh.. enak.. Ima..a hh.. terus .. sayang.. uuhh.." gumamku, lidahnya tidak berhenti bermain pula sehingga aku merasakan goyangan-goyangan kenikmatan dipenisku dari ujung kaki sampai ke ubun-ubun, nikmat sekali, aku mengikuti irama gerakan maju mundur kepalanya dengan memaju mundurkan pinggulku, kedua tanganku ku benamkan dirambut kepalanya yang kuacak-acak, Ahh nikmat sekali rasanya "Clop.. clop.. clop..". Setelah itu dengan agak membungkukkan posisi tubuhku, tangan kananku mulai mengelus-elus punggungnya sedangkan tangan kiriku mulai meremas-remas buah dada kanannya, kuremas, kuperas, kupijit dan kupuntir puting susunya, desahannya mulai terdengar mengiringi desahan dan rintihanku sambil tetap mengulum, mengocok dan menghisap penisku, "Ima.. mmhh.." rintihku. Mendengar rintihanku, Ima makin mempercepat tempo permainannya, gerakan maju mundur dan jilatan-jilatan lidahnya yang basah makin menggila sambil dihisap dan disedot penisku, dipuntir-puntirnya penisku dengan bibir mungilnya dengan gerakan kepala yang berputar-putar membuat seluruh persendian tubuhku berdesir-desir dan aku merintih tak karuan. "Aahh.. Ima.. oohh.. mmnghh.. gila benerr.. oohh.." Kuluman dan hisapannya tidak berhenti hingga 20 menit, "Gila luh.. 20 menit gue oral kamu nggak klimaks.. sampai pegel mulut gue." katanya sambil berdiri dan melingkarkan kedua tangannya dileherku untuk kemudian kami berciuman sangat panas, Ima sambil berdiri berjinjit karena tinggiku 172 cm, sedangkan dia 160 cm. 5 menit kami menikmati ciuman membara.

Kedua tanganku meremas-remas kedua bongkahan pinggulnya yang bulat dan padat, namun kenyal dan halus kulitnya, lalu aku membopongnya menuju kekamarnya sambil terus berciuman. Sambil merebahkan tubuh mungilnya, kami berdua terus berciuman panas dan tubuh kami rebah dikasur empuknya sambil terus berpelukan. Nafas kami saling memburu deras menikmati tubuh yang sudah bersimbah keringat, berguling kekanan dan kekiri "Mmhh.. mmhh.. serrp.. serrp..", tangan kananku kembali meluncur ke buah dada kirinya, meremas dan memuntir-puntir putingnya, Ima memejamkan mata dan mengernyitkan dahinya menikmati permainan ini sambil bibirnya dan bibirku saling mengulum deras, berpagutan, menghisap lidah, dan dengan nafas saling memburu. Kuciumi kembali lehernya, kiri kanan, Ima mendesah-desah sambil kakinya dilingkarkan dipinggangku dan menggoyang-goyangkan pinggulnya. Penisku terjepit diantara perutnya dan perutku, dan karena Ima menggoyang-goyangkan pinggulnya, kurasakan gesekan-gesekan nikmat pada penisku, "Aahh..ahh..adi..cumbui aku honey..ahh..puasi aku sayang..ehmm.." Ima mengerang-erang. Aku kembali meluncur ke kedua buah dadanya yang indah dan mulai menjilati, menghisap, menggigit-gigit kecil, meremas, dan memilin puting susunya yang sudah mengeras "Ahh.. terus honey.. oohh.. sshh..", setelah puas bermain dengan kedua buah dada indahnya, aku menuruni tubuhnya untuk melumat vaginanya, kujilati semua sudutnya, up and down, kuhisap-hisap klitorisnya dan kujilat-jilat, kuhisap-hisap lubang vagina dan klitorisnya sepuas-puasnya "Oohh.. oohh.. sshh.. aahh.. honey.. kham.. muu.. nakhal.. oohh.. nakhaal.. banget sihh.. henghh.. oohh.. emmhh.." desahan demi desahan diiringi tubuhnya yang menggelinjang dan berkelojotan, vaginanya terasa makin basah dan lembab, "Aaahh..dhhii..oohh.." vaginanya mulai mengempot-empot sebagai tanda hampir mencapai klimaks, sementara penisku sudah mengeras menunggu giliran untuk menyerang.

Aku melepas jilatan dan hisapanku di vaginanya untuk kemudian bergerak keatas kearah wajahnya yang manis, kulihat Ima mengigit bibir bawahnya dengan dahinya yang mengerenyit serta nafasnya yang memburu ketika ujung penisku bermain di bibir vaginanya up and down "Mmhh.. adi.. ayo dong.. aku udah nggak tahan nihh.. oohh.. jangan nakal gitu dong.. aahh.." Ima menikmati sentuhan binal ujung penisku dibibir vaginanya "Okhe.. honey.. siap-siap yaa.." kataku juga menahan birahi yang sudah memuncak. Perlahan kuturunkan penisku menghunjam ke vaginanya "Enghh.. aahh.. adi.. oohh.. do it honey.. oohh.." desahnya, Vaginanya agak sempit dan kurasakan agak kempot kedalam menahan hunjaman penisku. "Slepp.." baru kepala penisku yang masuk, Ima berteriak "Enghh.. aahh.. enak sayang.. sshh.. oohh.." sambil mencengkeram bahuku seperti ingin membenamkan kuku-kuku jarinya kekulitku "Ayo adi.. aahh.. terusss honey.. aahh.. aahh.." vaginanya kembali mengempot-empot dan menghisap-hisap penisku tanda awal menuju klimaks "Ahh.. Ima.. enak banget..itu mu.. ahh.." aku menikmati hisapan vaginanya yang menghisap-hisap kepala penisku. Tidak berapa lama kemudian Ima kembali berteriak "Aadii.. aahh.. khuu.. aahh.. aahh.. oohh.." Ima kembali berteriak dan merintih mencapai klimaksnya dimana baru kepala penisku saja yang masuk. Aku geregetan, sudah dua kali Ima mencapai klimaks sedangkan aku belum sama sekali, begitu Ima sedang menikmati klimaksnya, aku langsung menghunjamkan seluruh batang penisku kedalam liang vaginanya "Sloop..sloop..sloopp.." dengan gerakan turun naik yang berirama "Aahh.. aahh.. hemnghh.. oohh.. aahh.. dhii.. aahh.. aahh.. ehh.. nhak ..sha..yang.. enghh..oohh.." Ima mendesah-desah dan berteriak-teriak merasakan nikmatnya rojokan penisku di liang vaginanya yang sempit dan agak peret.

Aku terus menaik turunkan penisku dan menghunjam-hunjamkan keliang vaginanya, sementara Ima makin melenguh, mendesah dan merintih-rintih merasakan gesekan-gesekan batang penisku dan garukan-garukan kepala penisku didalam liang vaginanya yang basah dan kurasakan sangat nikmat, seperti menghisap dan memilin-milin penisku. Suara rintihan dan desahan Ima semakin keras kudengar memenuhi ruang kamarnya sementara deru nafas kami semakin! memburu, dan akhirnya "Aahh.. dhii..ahh.. khuu.. sam..phai.. lhaa..ghii.. aahh..aahh.. aahh.." jeritnya terputus-putus mencapai kenikmatan ketiganya, aku masih belum puas, kutarik kedua tangannya dan aku menjatuhkan diri kebelakang sehingga posisinya sekarang Ima berada diatasku. Setelah kami beradu pandang dan berciuman mesra sesaat, Ima mulai memaju mundurkan dan memutar pinggulnya, memelintir penisku didalam liang vaginanya, gerakan-gerakannya berirama dan semakin cepat diiringi suara rintihan dan desahan kami berdua, "Aahh.. Ima.. oohh.. enak banget..aahh.." aku menikmati gerakan binalnya, sementara kedua tanganku kembali meremas kedua buah dadanya dan jemariku memilin puting-putingnya "Aahh.. hemhh.. oohh.. nghh.. " teriakannya kembali menggema keseluruh ruangan kamar, "Tahan.. dhulu.. aahh.. tahan.." sahutku terbata menikmati gesekan vaginanya di penisku, "Enghh.. akhu.. nggak khuat.. oohh.. honey.. aahh.." balasnya sambil mengelinjang-gelinjang hebat dengan vaginanya yang sudah mengempot-empot "Seerrt.. seerrt.. seerrt.." Ima mengeluarkan banyak cairan dari dalam vaginanya dan aku merasakan hangatnya cairan tersebut diseluruh batang penisku, tubuhnya mengigil disertai vaginanya berdenyut-denyut hebat dan kemudian Ima ambruk dipelukanku kelelahan "Oohh.. adhi.. hhhh.. mmhh.. hahh..enak banget sayang.. oohh.. mmhh.." bibirnya kembali melumat bibirku sambil menikmati klimaksnya yang keempat, sementara penisku masih bersarang berdenyut-denyut perkasa didalam vaginanya yang sangat basah oleh cairan kenikmatan dari vagina miliknya yang masih berdenyut-denyut dan menghisap-hisap penisku.

Kami terdiam sesaat, kemudian "Aku haus banget sayang, aku minum dulu yaa..boleh ?" pintanya memecah kesunyian masih berpelukan erat sambil kubelai-belai punggungnya dengan tangan kiriku dan agak kuremas-remas pantatnya dengan tangan kananku, "Boleh, tapi jangan lama-lama ya, aku belum apa-apa nih.." ujarku jahil sambil tersenyum. Sambil mencubit pinggangku Ima melepas pelukannya, melepas penisku yang bersarang di liang vaginanya "Plop.." sambil memejamkan matanya menikmati sensasi pergeseran penisku dan didinding-dinding vaginanya yang memisah untuk kemudian berdiri dan berjalan keluar kamar mengambil sirup orange dimeja samping sofa. Kemudian Ima berjalan kembali memasuki kamar sambil minum dan menawarkannya padaku. Aku meneguknya sedikit sambil mengawasi Ima berjalan menuju kamar mandi dalam kamarnya yang besar. Indah sekali pemandangan tubuhnya dari belakang, putih mulus dan tanpa cacat. Ima masuk kekamar mandi, sejenak kuikuti dia, kulihat Ima sedang membasuh tubuh indahnya yang berkeringat dengan handuk "Kenapa ? Udah nggak sabar ya ?" tanyanya sambil melirikku dan tersenyum menggoda.

Tanpa basa-basi kuhampiri Ima, kupeluk dari belakang dan kuciumi tengkuknya, pundaknya dan lehernya. Sementara kedua tanganku bergerilya membelai kulit tubuhnya yang halus. "Aahh..beneran nggak sabar..hihihi.." ucapnya "Emang..abis upacaranya banyak amat.". Sambil tetap membelakanginya, tangan kananku mulai menuju kebuah dada kanan dan kirinya, dengan posisi tangan kananku yang melingkar di dadanya dua bukit bulat nan indah miliknya kugapai, sementara tangan kiriku mulai menuju ke vaginanya. "Hemhh..sshh..aahh..enghh.." desahannya mulai terdengar lagi setelah jari tengah tangan kiriku bermain di klitorisnya, sesekali kumasukkan dan kukeluarkan jari tengahku kedalam liang vaginanya yang mulai basah! dan lembab serta tak ketinggalan tangan kananku meremas-remas buah dada kanan dan kirinya. Kedua kakinya agak diregangkan sehingga memudahkan jemari tangan kiriku bergerak bebas meng-eksplorasi vaginanya dan bibir serta lidahku tidak berhenti mencium juga menjilat seluruh tengkuk, leher dan pundaknya kiri dan kanan, sementara tangan kanannya menggapai dan membelai-belai rambutku serta tangan kirinya membelai-belai tangan kiriku. "Ahh.. adhhii.. sshh.. mmhh..enak sayang..enghh..enaakhh..", kurasakan vagina mulai berdenyut-denyut, lalu agak kudorong punggungnya kedepan, kedua tangannya menjejak washtaffel didepannya, kemudian pinggulnya agak kutarik kebelakang serta pinggangnya agak kutekan sedikit kebawah. Setelah itu kudorong penisku membelah kedua vaginanya dari belakang "Srreepp.." aku tidak mau tanggung-tanggung kali ini, kujebloskan seluruh batang penisku kedalam liang vaginanya "Oouhh.. aahh.. adhhii.. oohh.." teriaknya berkali-kali seiring dengan hunjaman-hunjaman penisku, tangan kiriku mencengkeram pinggang kirinya sedangkan tangan kananku meremas-remas buah dada kanannya yang sudah sangat keras dan kenyal "Aahh.. adhii.. aahh.. harder.. aahh.. harder honey..aahh.." pintanya sehingga gerakan maju mundurku makin beringas "Pook.. pook.. pook.." bunyi benturan tubuhku dibokongnya. Beberapa lama! kemudian liang vaginanya mulai mengempot-empot dan menghisap-hisap kembali dan aku tak kuasa menahan rintihan-rintihan bersamaan dengan rintihannya "Ima.. aahh.. enak shay.. hemnghh.." "Aahh.. akhuu.. aahh.. sham.. phai.. aahh..", "Tahan.. dulu.. sha.. yang..hhuuh.." ujarku sambil terus menghunjam-hunjamkam penisku beringas karena aku juga mulai merasakan hal yang sama, "Aahh.. akhuu.. nggak.. kuat.. aahh.. AAHH.." "Seerrt..seerrt..seerrt.." kembali Ima mencapai klimaks dan menyemburkan cairan kental tubuhnya, berkali-kali, aku nggak peduli dan tetap ku genjot maju mundur penisku ke dalam vaginanya yang sudah sangat becek.

Kurasakan penisku seperti disedot-sedot dan dipuntir-puntir di dalam vaginanya yang sudah bereaksi terhadap orgasmenya. Akhirnya mengalirlah lava panas dari dalam tubuhku melewati batang penisku kemudian ke ujungnya lantas memuncratkan sperma hangatku ke dalam vaginanya yang hangat "Aahh…" kami mendesah lega setelah sedari tadi! berpacu mencapai kenikmatan yang amat sangat. Tubuh Ima mengigil menikmati sensasi yang baru saja dilaluinya untuk kemudian kembali mengendur meskipun vaginanya masih mengempot dan menghisap-hisap, aku diam dan kubiarkan Ima menikmati sensasi kenikmatan klimaksnya. "Ahh.. punyamu enak ya Ima.. bisa ngempot-ngempot gini.."ujarku memuji, "Enak mana sama punya adikku ?" tanyanya sambil menghadapkan kearah wajahku dibelakangnya dan tersenyum "Punyamu..hisapannya lebih hebat..mmhh.." kucium mesra bibirnya dan Ima memejamkan matanya. Kemudian kucabut penisku "Ploop.." "Aahh.." Ima agak menjerit, dan cepat kugandeng tangannya keluar dari kamar mandi dan kembali ketempat tidur. Setelah Ima merebahkan dirinya terlentang di tempat tidur, aku berada diatasnya sambil kuciumi dan kulumat bibir mungilnya "Mmhh..mmhh.." tangan kanannya meremas-remas penisku yang masih saja gagah setelah 2 jam bertempur "Kamu hebat Di, udah 2 jam masih keras aja.. dan kamu bener-bener bikin aku puas." puji Ima, "Sekali lagi yaa, yang ini gong nya, aku bikin kamu puas dan nggak akan ngelupain aku selamanya, oke ?!" balasku, sambil berkata aku mulai menggeser tubuhku dan mengangkanginya, kemudian tanganku menuntun penisku memasuki liang vaginanya menuju pertempuran terakhir pada hari itu. "Sleepp.." "Auuwhh.." Ima agak menjerit. Perlahan tapi mantap kudorong penisku, sambil terus kutatap wajah manis iparku ini, Ima merem melek, mengernyitkan dahinya, dan menggigit bibir bawahnya dengan nafas memburu menahan kenikmatan yang amat sangat didinding-dinding vaginanya yang becek "Hehhnghh.. engghh.. aahh.." gerangnya.

Aku mulai memaju mundurkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan makin lama makin cepat, makin cepat, dan makin cepat, sementara Ima yang berada dibawahku mulai melingkarkan kedua kaki indahnya kepinggangku dan kedua tangannya memegang kedua tanganku yang sedang menyangga tubuhku, Ima mengerang-erang, mendesah-desah dan melenguh-lenguh "Aahh…. oohh.. sshh.. teruss.. honey.. oohh..", sementara akupun terbawa suasana dengusan nafas kami berdua yang memburu dengan menyertainya mendesah, mengerang, dan melenguh bersamanya "Enghh.. Imaa.. oohh.. ennakh.. sayang..?" tanyaku "He-eh.. enghh.. aahh.. enghh.. enakhh.. banghethh.. dhii… aahh.." lenguhannya kadang meninggi disertai jeritan-jeritan kecil dari bibir mungilnya "Oohh.. adhii.. oohh.. enghh.." tubuhnya mulai bergelinjangan dan berkelojotan, matanya mulai dipejamkan, jepitan kaki-kakinya mulai mengetat dipinggangku, kami terus memacu irama persetubuhan kami, aku yang bergerak turun naik memompa dan merojok-rojok batang penisku kedalam liang vaginanya diimbangi gerakan memutar-mutar pinggul Ima yang menimbulkan sensasi memilin-milin di batang penisku, nikmat sekali.

Kulepas pelukanku untuk kemudian aku merubah posisiku yang tadinya menidurinya ke posisi duduk, kuangkat kedua kaki Ima yang indah dengan kedua tanganku dan kubuka lebar-lebar untuk kembali kupompa batang penisku kedalam liang vaginanya yang makin basah dan makin menghisap-hisap "Enghh.. Adhii.. oohh.. shaa.. yang.. aahh.." kedua tangan Ima meremas erat bantal dibawah kepalanya yang menengadah keatas disertai rintihan, teriakan, desahan dan lenguhan dari bibir mungilnya yang tidak berhenti. Kepalanya terangguk-angguk dan badannya terguncang-guncang mengimbangi gerakan tubuhku yang makin beringas. Kemudian aku mengubah posisi kedua kaki Ima untuk bersandar dipundakku, sementara agak kudorong tubuhku kedepan, kedua tanganku serta merta bergerak kekedua buah dadanya untuk meremas-remas yang bulat membusung dan memuntir-puntir puting susunya kenyal dan mengeras tanpa kuhentikan penetrasi penisku kedalam liang vaginanya yang hangat dan basah. Ima tidak berhenti merintih dan mendesah sambil dahinya mengernyit menahan klimaksnya agar kami lebih lama menikmati permainan yang makin lama semakin nikmat dan membawa kami melayang jauh. "Oohh.. Ahh.. Dhii.. enghh.. ehn.. nnakhh.." desahan dan rintihan Ima menikmati gesekan-gesekan batang penis dan rojokan-rojokan kepala penisku berirama merangsangku untuk makin memacu pompaanku, nafas kami saling memburu.

Setelah mulai kurasakan ada desakan dari dalam tubuhku untuk menuju penisku, aku merubah posisi lagi untuk kedua tanganku bersangga pada siku-siku tanganku dan membelai-belai rambutnya yang sudah basah oleh kucuran keringat dari kulit kepalanya. Sambil aku merapatkan tubuhku diatas tubuh Ima, kedua kaki Ima mulai menjepit pinggangku lagi untuk memudahkan kami melakukan very deep penetration, rintihan dan desahan nafasnya yang memburu masih terdengar meskipun kami sambil berciuman Mmnghh.. mmhh.. oohh.. ahh.. Dhii.. mmhh.. enghh.. aahh.." "Oohh.. Imaa.. enghh.. khalau.. mau sampai.. oohh.. bhilang.. ya.. sha.. yang..enghh..aahh.." ujarku meracau "Iyaa.. honey..oohh..aahh.." tubuh kami berdua makin berkeringat, dan rambut kami juga tambah acak-acakan, sesekali kami saling melumat bibir dengan permainan lidah yang panas disertai gerakan maju mundur pinggulku yang diimbangi gerakan memutar, kekanan dan kekiri pinggul Ima. "Oohh.. dhii.. oohh.. uu.. dhahh.. belomm.. engghh.. akhu.. udahh.. nggak khuat..niihh,," erangan-erangan kenikmatan Ima disertai tubuhnya yang makin menggelinjang hebat dan liang vaginanya yang mulai mengempot-empot dan menghisap-hisap hampir mencapai klimaksnya "Dhikit.. laghi.. sayang.. oohh.." sambutku karena penisku juga sudah mulai berdenyut-denyut "Aahh.. aa.. dhii.. noww..oohh.. enghh..aahh" jeritnya "Yeeaa.. aahh.." jeritanku mengiringi jeritan Ima, akhirnya kami mencapai klimaks bersamaan, "Srreett.. crreett.. srreett.. crreett.." kami secara bersamaan dan bergantian memuntahkan cairan kenikmatan berkali-kali sambil mengerang-erang dan mendesah desah, kami berpelukan sangat erat, aku menekan pinggulku dan menancapkan penisku sedalam-dalamnya ke dalam liang vag! ina Ima, sementara Ima membelit pinggangku dengan kedua kaki indahnya dan memelukku erat sekali seakan tak ingin dilepaskan lagi sambil kuciumi lehernya dan bibir kami juga saling berciuman.

Nikmat yang kami reguk sangatlah dahsyat dan sangat sulit dilukiskan dengan kata-kata. Sementara kami masih saling berpelukan erat, vagina Ima masih mengempot-empot dan menghisap-hisap habis cairan spermaku seakan menelannya sampai habis, dan penisku masih berdenyut-denyut didalamnya,dan kemudian secara perlahan tubuh kami mengendur saling meregang, dan akupun jatuh tergulir disamping kanannya.

Sesaat rebah berdiam diri bersebelahan, Ima kemudian merebahkan kepalanya dipundak kiriku sambil terengah-engah kelelahan dan mencoba mengatur nafasnya setelah menikmati permainan surga dunia kami. Kulit tubuhnya yang putih dan halus berkeringat bersentuhan dengan kulitku yang berkeringat, Ima memelukku mesra, dan tangan kiriku membelai rambut dan pundaknya. "Adi.. kamu hebat banget, gue sampai puas banget sore ini, klimaks yang gue rasakan beberapa kali belum pernah gue alamin sebelumnya, hemmhh.." Ima berkata sambil menghela nafas panjang "Ma kasih ya sayang.. thank you banget.." ujarnya lagi sambil kami berciuman mesra sekali seakan tak ingin diakhiri. Tak terasa kami sudah mereguk kenikmatan berdua lebih dari 4 jam lamanya dan hari sudah menjelang sore. Setelah puas berciuman dan bermesraan, kami berdua menuju kamar mandi untuk membasuh keringat yang membasahi tubuh kami, kami saling membasuh dan membelai tak lupa diselingi ciuman-ciuman kecil yang mesra. Setelah selesai kami berpakaian dan menuju lantai bawah ke ruang tengah untuk menonton TV dan menunggu istri dan mertuaku serta anaknya pulang dari kegiatan masing-masing. Sambil menunggu kami masih saling berciuman menikmati waktu yang tersisa, Ima berucap padaku "Adi..kalo gue telpon, kamu mau dateng untuk temenin gue ya sayang.." "Pasti !" jawabku, lalu kami kembali berciuman. Sejak kejadian itu, tiap kali Anto (suaminya) tidak di Jakarta, paling tidak seminggu 2 kali aku pasti datang kerumah Ima iparku itu untuk mereguk kenikmatan berdua hingga larut malam dengan alasan pada istriku lembur atau ada rapat dikantor, dan sebulan sekali aku pasti menghabiskan weekendku merengkuh kenikmatan langit ketujuh berdua Ima.